Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2020

Day 20: BDSM (Belajar Desain Sabtu Minggu)

Day 20 BDSM (Belajar Desain Sabtu Minggu) Sumber: Foto Dari LabTanya Barang-Barang Temuan Di Rumah Peserta Workshop BDSM Satu bulan yang lalu gue mencoba untuk memperkaya khazanah pengetahuan gue lewat sebuah workshop bernama BDSM (Belajar Desain Sabtu Minggu) yang diadakan oleh  @labtanya   @unconditionaldesign   @use.less.space   @thecompanystudioid . Isi workshopnya adalah mengembangkan model riset-eksperimen pada proses desain untuk mengembangkan wawasan praktik desain. Awalnya sempat roaming dan berusaha membuka buku KBBI secara diam-diam karena istilah-istilah baru yang gue dengar. Maklum gue yang miskin akan kosakata dan literasi ini setelah mendengar istilah-istilah tersebut merasa diri gue gak perlu lagi untuk melanjutkan studi S2 Tata Boga di Harvard.  Proses riset-eksperimen yang gue lakukan bersama rekan-rekan ini cukup menarik karena mengambil studi kasus dari keseharian di lingkungan kita. Studi yang gue pelajari adalah cerita desainer dan berbagai persoalannya, s

Day 19: Cuplikan Tentang Malam Hari Di Jakarta

Day 19 Cuplikan Tentang Malam Hari Di Jakarta Sumber: Gue Sendiri Sketsa Sepulang Kantor Berapa jenis klakson yang lo denger di waktu berangkat dan pulang dari tempat kerja lo? Berapa pendapatan tukang bakpau waktu Jakarta macet dan omzet tukang starling (starbak keliling) radius 1,5km dari proyek? Bisakah lo membedakan wangi ruang penumpang KRL atau Bus TransJakarta ketika pagi dan malam hari? Hal-hal yang gue tanyakan adalah sebagian kecil potret kehidupan sehari-hari di Kota Jakarta. Macam-macam penghuni dari berbagai daerah menjadi aktor/aktris di panggung yang sibuk ini. Perasaan penasaran, kebahagiaan, kebencian, dan kejenuhan sudah melebur menjadi identitas kota ini. Gue pribadi selalu suka sama suasana Jakarta waktu subuh. Di kala itu gue melihat kota yang selalu sibuk ini akhirnya bisa terlelap untuk sementara waktu. Dari cerita dan pengalaman yang gue rasain selama 15 tahun di Kota Jakarta, gue punya satu kesimpulan. Sebenci-bencinya sama suasana