Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2016

30 Days of Productivity: Awal Dari Sebuah Perjalanan

Day 30 Awal Dari Sebuah Perjalanan Gue belajar banyak hal 1. Menjalin Komitmen itu Sulit 2. Fokus 3. Karya Menentukan Masa Depan Sumber Gue Sendiri Piala

30 Days of Productivity: Software Tempat Mendulang Emas

Day 29 Software Tempat Mendulang Emas Grafis sekarang menjadi tempat gue mendulang rezeki. Awalnya sih memang berat, namun tantangan-tantangan tersebut coba gue jalani dengan sabar. Gue belajar photoshop dari SMA karena dulu waktu gue jaga warnet merasa bosan hanya sekedar main game tapi gak bisa menghasilkan sebuah karya. Akhirnya gue pelajari ilmu-ilmunya. Pertama kali produk grafis yang gue buat lewat photoshop adalah avatar bergerak untuk akun kaskus. Dulu order bisa sampe 20 permintaan gambar setiap minggunya. Bermodal nekat, gue coba membuat dengan maksimal. Kebanyakan dari mereka merasa puas terhadap apa yang gue kerjakan. Setelah dari pembuatan avatar bergerak untuk akun kaskus, gue mencoba beberapa teknik lain seperti mengedit foto, membuat objek, dan lain-lain. Pekerjaan iseng mengedit foto teman pun juga jadi hiburan gue dikalah gue lagi bosan dan ingin menghibur teman-teman gue. Sempat vakum untuk beberapa saat karena tidak adanya media untuk gue tetap lati

30 Days of Productivity: Papan Informasi Sebagai Salah Satu Branding Identity

Day 28 Papan Informasi Sebagai Salah Satu Branding Identity (gambar papan informasi di Bandung) Ini merupakan salah satu kekaguman gue terhadap kota Bandung yang menyediakan fasilitas papan informasi dengan bentuk grafis dan produk desain yang cukup keren untuk dipandang. Dari segi penyajian grafis, layout , warna, dan juga bentukan dari papan informasinya itu sendiri, gue rasa memang benar Bandung dijuluki sebagai kota kreatif. Nah ini adalah field yang gue pelajari sekarang tentang branding identity . Gue baru pelajari akhir-akhir ini bahwa branding itu terbagi menjadi beberapa bagian branding identity dan branding experience . Branding identity adalah .... dan branding experience adalah ... Untuk prakteknya di dunia perkuliahan dan kedepannya, gue akan pakai ilmu ini sebagai pengenalan gue untuk arsitektur yang humanis. Kenapa gue melakukan teknik branding ? Karena yang gue amati selama gue kuliah di arsitektur, beberapa proyek arsitektur memang bagus untuk dini

30 Days of Productivity: Televisi dan Segala “Hiburannya”

Day 27 Televisi dan Segala “Hiburannya” Gue termasuk orang jarang nonton televisi karena dulu sempet kena doktrin sama nyokap gue “Nonton tivi itu cuman buat orang-orang yang rugi. Mending dengerin ceramah di radio”. Gue berpikir bagaimana caranya orang mendapatkan berita teraktual secara jelas kalo gak dari televisi? Atau sekedar hiburan semata untuk rehat dari kehidupan yang penuh dengan masalah? Itu semua terjawab saat gue menyadari hampir semua tontonan televisi di Indonesia tidak mengandung konten-konten edukasi. Apakah perlu ada kebijakan dari KPI tentang membuat saluran yang mempunyai standar yang mengacu kepada tontonan di Amerika? Makanya gue suka terkagum sama beberapa konten televisi Amerika yang membuat gue kadang pengen punya koneksi televisi kabel. Sebenarnya televisi ini rata-rata di dunia sudah menyadari betapa banyak kebohongan yang disebarkan lewat televisi. Sebagai pengguna televisi yang baik mari gunakan televisi dengan bijak agar tidak tertipu dengan konten yan

30 Days of Productivity: Kopi dan Arsitektur

Day 26 Kopi dan Arsitektur Seringkali mahasiswa arsitek dikaitankan dengan jam malam sehingga mereka harus berpikir bagaimana caranya untuk bisa tetap terjaga di kala tugas-tugas menghantui mereka setiap hari. Rata-rata dari kami mahasiswa arsitektur mengakalinya dengan minum kopi. Kafein yang terkandung di dalamnya dapat membuat otak kita bisa “JRENG”. Kopi juga bisa membuat kreativitas orang lebih meningkat setelah banyak penelitian membuktikannya. Banyak buku juga yang menjelaskan bahwa kopi itu banyak manfaatnya.

30 Days of Productivity: Damas dan Kacamatanya

Day 25 Damas dan Kacamatanya Gue berkacamata dari SD kelas 3 sampai sekarang. Kebiasaan membaca gue yang mungkin membuat mata gue harus menggunakan lensa tambahan agar gue bisa fokus melihat ke objek yang lebih jauh. Dulu gue belum menggantungkan kacamata secara sering karena gue dulu masih punya keyakinan bahwa kalo gak pakai kacamata terus-terusan, penglihatan gue bisa normal kembali. Namun setelah gue pertahankan hingga SMA, apa yang mata gue rasakan adalah visualisasi gue terhadap objek harus memerlukan usaha yang lebih sehingga mata gue cukup capek untuk melihat. Akhirnya saat kuliah gue pakai kacamata apapun aktivitas yang gue lakukan. Kuliah, olahraga, ngeceng, dan sebagainya yang membuat karakter gue sebagai pria berkacamata. Walaupun gue berkacamata tapi gue tetep merasa ganteng. *sisiran*

30 Days of Productivity: Fakir Wifi

Day 24 Fakir Wifi Itulah sepenggal doa dari gue untuk titik-titik di mana wi-fi  itu berada. Untuk saat ini hidup berinteraksi lewat smartphone  gue bergantung kepada koneksi wi-fi  yang ada. Sejujurnya smartphone  gue gak menunjang sim-card  karena paketnya yang begitu mahal dan cenderung boros baterai ketika masa pemakaian normal. Maklum smartphone  yang murah, berharap lebih gak bakal bisa. Mirip kaya rasa cinta yang lo berikan ke kecengan lo tapi kecengan lo gak ngebales cinta yang sama kepada lo.

30 Days of Productivity: Headset vs Uang Makan

Day 23 Headset vs Uang Makan Headset merupakan salah satu bagian terpenting buat gue karena menjadi teman setia ketika gue sedang melakukan aktivitas olahraga ataupun menikmati perjalanan gue. Dengan benda ini gue selalu menyetel aplikasi radio yang ada di handphone  gue. Selain gue terhibur dengan hiburan yang ada di radio, gue pun jadi punya kecengan penyiar radio gara-gara suara dia saat mengudara di radio. Gue menemukan lantunan suara penyiar cewe di salah satu radio swasta yang adem layaknya ubin Masjid Salman ITB. Pas gue kepoin informasi tentang dirinya, benar saja rupanya sungguh mirip dengan suara dia, manis dan lucu. Untuk tulisan kali ini gue gak akan bahas tentang cewe yang gue keceng di radio, melainkan tentang pengorbanan gue terhadap headset .

30 Days of Productivity: Gergaji dan Segala Pengalamannya

Day 22 Gergaji dan Segala Pengalamannya Pagi ini gue abis nonton film SAW. Film thriller  berceritakan tentang psikopat yang memberikan tantangan kepada korbannya untuk mengajarkan arti kehidupan. Tantangannya berupa serangkaian kegiatan yang mengharuskan korban merelakan bagian tubuh mereka dihabisi oleh berbagai alat rancangan psikopat tersebut untuk menyelesaikan misi yang ada dan diharapkan korban mengerti pelajaran yang didapat setelah misi tersebut diselesaikan. Misal lo disuruh keluar dari ruangan tapi kaki lo dirantai. Di sana hanya tersedia gergaji yang di mana satu-satunya jalan keluar lo adalah memotong kaki lo dengan gergaji. Pilihannya ada dua, lo mati di ruangan tersebut karena tidak adanya persediaan makanan atau lo memotong kaki lo dengan gergaji. Kalo gue disuruh memilih, gue hanya berserah diri kepada Tuhan. *pakai peci*

30 Days of Productivity: Inovasi Dari Lemari

Day 21 Inovasi Dari Lemari Berlanjut dari sebuah inovasi yang gue tawarkan di postingan sebelumnya. Kali ini gue akan coba menceritakan kembali apa yang ada di pikiran gue tentang inovasi dari sebuah lemari.

30 Days of Productivity: Tas Fleksibel Nan Multifungsi

Day 20 Tas Fleksibel Nan Multifungsi Gue sedih dengan keadaan ransel-ransel gue di kamar kosan. Ransel-ransel yang ada kebanyakan sudah berjamur. Penyebabnya mungkin karena suhu kamar gue lembab, ditambah lagi dengan bakteri-bakteri yang mengudara di dalam kamar sehingga mengakibatkan jamur. Gue udah coba memberikan pertolongan dengan memberikan salep dactarine   dan salep kalpanax tapi usaha yang gue lakukan sia-sia untuk menghilangkan jamur yang ada di permukaan ransel gue #HuFtB4n6eD

30 Days of Productivity: Ke Dokter Gigi

Day 19 Ke Dokter Gigi Seumur hidup gue belum pernah ke dokter gigi. Sama sekali. Buat kontrol gigi kek atau mampir buat sekedar bersih-bersih ruang tunggu aja belum pernah ( ngapain juga nyet! ). Tapi, kalo ngeceng dokter gigi pernah. Terkagum dengan dokter gigi cewe yang mayoritas manis kek kolak pisang di pinggir jalan. Bahkan pas ngobrol pun juga kerasa banget ademnya kek ubin masjid salman ITB.

30 Days of Productivity: Menggambar di "Karpet Aladin"

Day 18 Menggambar di "Karpet Aladin" Ketika gue membersihkan kamar kos gue, gue melihat setumpuk kertas tugas-tugas gue yang kalo ditumpuk secara vertikal, mungkin tingginya hampir sama dengan gue, walaupun masih lebih tinggi impian gue (asek). Gak nyangka gue bakal melewati proses perkuliahan di arsitektur dengan hasil yang cukup mencengangkan ketika melihat tumpukan-tumpukan kertas hasil kerja keras gue sendiri. *sisiran*

30 Days of Productivity: Kunci dan Segala Macam Ilmunya

Day 17 Kunci dan Segala Macam Ilmunya Seberapa banyak kunci yang lo bawa atau punya? Entah itu kunci rumah, kunci kamar, kunci kosan, ataupun kunci motor. Kalo udah menyadari betapa banyak kunci yang lo bawa pergi atau lo punya sekarang gue coba tanya lagi, kunci mana yang bisa ngebuka hati kecengan lo buat jadi pacar lo? *digebukin* *hingga tewas* Kalo gue pribadi kunci yang di tangan gue ada 7 kunci. Kunci kamar kosan, kunci pintu menuju kamar kosan, kunci gerbang pertama kosan yang baru, kunci gerbang pertama kosan yang lama, kunci gerbang kedua kosan, kunci sepeda yang lama, kunci sepeda yang baru. Dan semua kunci itu belum ada yang bisa membuka hati kecengan gue. *nangis*

30 Days of Productivity: Hobi Yang (Sedang) Terlupakan

Day 16 Hobi Yang (Sedang) Terlupakan Akhir-akhir ini gue beresin kamar kosan yang udah gak dibersihin semenjak Indonesia merebut kemerdekaannya dari Belanda. Segala macam barang berserakan di lantai kamar dan mengisi sudut-sudut kamar kosan gue. Ada kertas tugas-tugas studio gue, tas gue yang udah jamuran, bungkus indomie buat bungkus sampah, dan segala macam barang yang menumpuk seperti tumpukan sampah yang ada di TPA Bantar Gebang. Sayang aja gue gak nemu emas yang berlimpah ataupun pacar dibalik tumpukan-tumpukan barang yang berceceran di kamar kos gue. Sumber di  sini Ilustrasi Kamar Kosan Gue. Butuh Beberapa Eskavator Untuk Merapikannya

30 Days of Productivity: Smartphone Dumbpeople

Day 15 Smartphone Dumbpeople Tontonan ini merupakan bahasan singkat gue kali ini mengenai apa yang menjadi genggaman kita saat ini yaitu smartphone. Biar lebih afdol, gue sarankan menonton video ini. Gak terlalu lama kok, cuman tiga menit.

30 Days of Productivity: Jakarta dan Sebagian Kecil Harapan Masyarakatnya

Day 14 Jakarta dan Sebagian Kecil Harapan Masyarakatnya H+7 ulang tahun Jakarta dan gue minta maaf karena baru sempat mengucapkan "Selamat Ulang Tahun Jakarta" di blog gue. Sebagai anak Jakarta yang suka mengaji, gue merasa gagal sebagai warga ibukota negara yang baik. Gue harap dengan keterlambatan ini, Pak Ahok tidak menutup pintu untuk gue pulang ke tanah kelahiran. Paling-paling sampe gerbang tol Cikarang, kepala gue ditebas pake golok.

30 Days of Productivity: Lampu Langsung Lintas

Day 13 Lampu Langsung Lintas Kebiasaan orang Indonesia ketika menyebutkan sesuatu yang kurang lengkap. Misalnya menyebut rambu "lampu lalu lintas" dengan "lampu merah". Padahal di sana gak tertera lampu merah doang. Masih ada lampu kuning dan lampu hijau. Apakah karena selalu dikecewakan dengan lampu merah (soalnya bikin kita menunggu lama/menghambat) sehingga hal negatif tersebut selalu membekas di kepala? Atau karena warna merah lebih memorable  daripada lampu kuning, lampu hijau, atau kenangan mantan? Gue gak akan membahas tentang hal tersebut. Hal yang akan gue bahas secara singkat berkaitan dengan lampu lalu lintas ini adalah kebiasaan orang Indonesia ketika menunggu di belakang lampu lalu lintas.

30 Days of Productivity: Halo! Selamat Pagi Kamu Yang Ada Di Sana

Day 12 Halo! Selamat Pagi Kamu Yang Ada Di Sana Gue berharap judul tulisan tadi bisa gue ucapkan kepada kecengan gue pagi ini, tapi apa daya keberanian gue masih sekecil butir nutrisari jadinya sapaan tersebut gue jadikan judul tulisan ini. Banyak sapaan-sapaan halo yang gue dengar dan gue pakai sehari-hari jika ketemu dengan seseorang seperti: "Halo!" Biasanya setiap gue berpapasan sama orang saat olahraga lari pagi/sore di jalan raya gue nyapa mereka. "Hello!" Biasanya gue pake sapaan ini kalo ketemu orang asing. "Ni Hao!" Kalo gue nonton channel mandarin, gue suka nemu sapaan ini sama news anchor  di siaran berita. "Eh anying!" Kalo gue nyapa ke temen gue di kampus.

30 Days of Productivity: Menjadi Seorang Arsitek

Day 11 Menjadi Seorang Arsitek Gue kemarin baru aja nonton di youtube tentang sebuah film dokumenter mengenai pendidikan arsitektur. Dari tontonan tersebut gue menyadari banyak hal selama perjalanan di pendidikan arsitektur. Mulai dari begadang, bikin maket, ngerjain tugas studio, sampai hal-hal yang membuat gue senyum-senyum sendiri kek abis ketemu gebetan gue kalo diingat-ingat. Di tulisan ini gue akan bercerita mengenai proses yang gue alami selama masa perkuliahan di arsitektur. Oh iya, kalo mau mengenal jauh tentang apa yang gue tonton bisa lihat video di bawah ini ya.

30 Days of Productivity: Solusi Macet Paling Mutakhir

Day 10 Solusi Macet Paling Mutakhir Sumber di Timeline Twitter Gue You Are Traffic! Gue dapet gambar ini tahun 2012 di timeline  twitter gue. Gue suka dengan statement   billboard  tersebut bahwa penyebab kemacetan itu sendiri adalah mereka pengguna jalan yang memakai kendaraan bermotor. Kembali ke zaman tersebut di mana gue punya pacar makin muak dengan kemacetan kota Jakarta. Ditambah lagi, sebagai pengendara sepeda gue merasa tertindas dan jarang banget diberikan hak di jalan raya oleh pengguna kendaraan bermotor. Berjibaku hingga sampai ditabrak, diomelin, dan hal-hal lain menjadi makanan sehari-hari gue dan pengendara sepeda lainnya. Tak jarang cekcok di antara gue dan pengendara kendaraan bermotor seperti: "CEPETAN DONG NAIK SEPEDANYA?!" Kalo mau cepet pake Tiki aja pak. "LO TAU GAK JALAN RAYA BUAT MOBIL?!" Emang situ aja yang pake jalan? Abang odong-odong juga nyari rejeki di sini. "YAELAH BIKIN MACET AJA LO!" Kalo gak mau macet le

30 Days of Productivity: Tebakan Mobil

Day 9 Tebakan Mobil Seminggu sudah gue melewati masa-masa "produktif" gue di bulan ini dan seminggu sudah gue molor dari bulan-bulan produktif ini dengan suksesnya. Masih ada waktu 2 minggu lagi sebelum bulan ini berakhir untuk membayar semua janji yang gue sebutkan di awal project  ini. Doakan ya guys ! *lanjut main dota* *digebukin* Seberapa sering kita mendengar tebak-tebakan garing mengenai mobil seumur hidup kita seperti: Mobil apa yang nyakitin? Mobilang sayang tapi udah ada yang punya. Mobil apa yang gede? Mobilang truk aja deh. Salah, yang bener mobil batman.

30 Days of Productivity: Motor City

Day 8 Motor City Sumber di  sini Sekumpulan Motor Yang Sedang Mengawal Bus TransJakarta Melintasi Kemacetan Pernahkah lo menyadari bahwa kepadatan kota-kota di Indonesia itu ada dua sebabnya: 1. Banyaknya penduduk migrasi dari desa ke kota. 2. Mudahnya cicilan motor. Jika dua penyebab tersebut dijabarkan, sebab pertama penduduk melakukan migrasi dari desa ke kota karena menurut sebagian besar masyarakat Indonesia perputaran ekonomi terbesar berada di pusat perkotaan. Walaupun di sana banyak kembang desa yang begitu melimpah, namun itu semua tidak merubah wajah desa menjadi lebih baik dari segi ekonomi. Logika mereka jika perputaran ekonomi besar, pendapatan seseorang menjadi besar sehingga kebutuhan mereka terpenuhi. Namun, pendapatan besar dalam suatu perkotaan harus dilakukan dengan cara persaingan. Persaingan tersebut yang membuat ada orang yang survive  ada yang tidak. Orang yang tidak survive  ini pada akhirnya mendapatkan status sebagai pengangguran. Kaya gue sekarang

30 Days of Productivity: Puasa di Luar Angkasa

Day 7 Puasa di Luar Angkasa Hari ke-10 di bulan Juni dan  gue masih jomblo  postingan gue baru sampai hari ke-7. Artinya gue telah melewatkan tiga postingan yang seharusnya diposting untuk #30DaysOfProductivity di bulan ini. Sejujurnya gue baru sadar ternyata sudah 10 hari gue lewati di bulan Juni. Cepatnya waktu berlalu sampai gue gak sempet buat ngedipin mbak-mbak warteg deket kosan gue buat minta jatah nasi gratis santapan berbuka. *digampar pacar* *untung gak punya pacar* *jadi gak digampar* Biasanya gue buat grafis dan tulisan untuk bulan produktivitas ini di setiap harinya. Tapi entah kenapa apa karena nikmatnya bulan puasa yang gue jalani atau padatnya deadline pekerjaan membuat gue seakan-akan melupakan dimensi tempat gue tinggal. Dimensi di sini yang gue maksud adalah waktu di mana gue berdiam diri. Di sana gue jadi lupa hari, tanggal, bahkan waktu. Saking lupanya sama waktu, 2 hari yang lalu gue nyetel alarm buat sahur. Waktu itu gue setel jam 03.00. Entah kenapa pada

30 Days of Productivity: PKL Musiman Bulan Puasa

Day 6 PKL Musiman Bulan Puasa Gak kerasa lebaran tinggal 28 hari lagi. Itu artinya tinggal beberapa hari lagi menuju Damas yang kembali sengsara sebagai anak kos (karena santapan sebelum berbuka hanya tersedia ketika bulan puasa). *siapin tali gantung diri* Tradisi bulan Ramadhan di Indonesia sungguh beragam. Mulai dari jajanan berbuka muncul tiba-tiba di jalan seperti polisi lalu lintas di masa-masa razia, abang-abang tamiya dengan track tamiya-nya,  tukang petasan yang muncul untuk memupuk bibit-bibit terorisme di masa dini,  dan hal-hal lainnya yang menurut gue cukup unik dan mungkin cuman ada di Indonesia. Kali ini gue akan membahas tentang PKL yang suka muncul dadakan di pinggir jalan (atau bahkan di tengah jalan) untuk menjajakan dagangannya ketika jam menjelang buka puasa.

30 Days of Productivity: Puasa dan Segala Godaannya

Day 5 Puasa dan Segala Godaannya Sebelumnya, kami dari segenap admin akun Damaskecil mengucapkan selamat berpuasa bagi yang menunaikan. Hari pertama puasa di Bandung yang ke-4 buat gue. Gak kerasa udah 4 tahun gue di Bandung dengan segala problematikanya. Mulai dari dunia perkuliahan sampai dunia percintaan yang membuat gue betah dengan suasana Bandung. Saking betahnya, tidak jarang teman-teman gue heran dan menanyakan pertanyaan template  ke gue: "Mas gak balik ke rumah?" "Mas lebaran di Bandung?" "Mas udah punya pacar?"

30 Days of Productivity: Roket dan Kroket

Day 4 Roket dan Kroket Hari ini gue benar-benar full tidur dari pagi sampe sore. Sangat tidak produktif untuk seekor spesies Homo Sapiens  seperti gue. Untung aja bangun-bangun masih napak ke tanah. Tapi sayang aja masih belum punya pacar. *nangis*

30 Days of Productivity: Photogenic

Day 3 Photogenic Sebelum membahas ke topik tulisan gue, by the way , selamat buat teman-teman gue Arsitektur ITENAS angkatan 2012 yang lulus sidang akhir gelombang IIA. Selamat juga khususnya buat Alton, Agti, Galih, Asep, Arfan, Bagus, Olga, Andin, Aster, Ocha, Riri, dan lain-lain yang gue gak bisa sebutkan namanya satu persatu (karena gue cuman taunya itu) yang mendapatkan nilai A. So proud of you guys  yang awalnya kita masuk arsitektur bareng dan brengseknya pada akhirnya kalian semua bakal lulus duluan dari gue. Selangkah lagi, kalian akan yudisium, kemudian lulus, dan bakal ngerasain masa-masa sulit nyari kerja kaya apa yang gue rasain sekarang. Muahahuauahaha. *digebukin* *pake alas maket* Sebagai personal yang kurang  photogenic , gue bingung sebenarnya nikmat dari berfoto itu apa? Apakah bisa membuat hati senang? Apakah itu bisa membuat ketampanan/kecantikan seseorang meningkat? Apakah hanya bisa menghasilkan ratusan like seperti yang dilakukan Dian Sastro saat

30 Days of Productivity: Orang Indonesia dan Kebiasaannya Terhadap Waktu

Day 2 Orang Indonesia dan Kebiasaannya Terhadap Waktu Bibit-bibit ketidakkonsistenan gue akan project #30DaysOfProductivity terbit ketika cahaya semangat gue untuk menjadi individu yang produktif terbenam. Kemarin gue bisa menulis dengan bebas tanpa hambatan tentang topik yang gue bahas. Sekarang? Nulis beberapa kalimat aja mikirnya kaya gue ngerjain soal fisika kuantum, lama banget sampai ketiduran. Untung bangun-bangun tetap ganteng. *digebukin* Ini semua berkat setan-setan yang ada di sekitar gue ketika gue mengaktifkan game dota di laptop dan mengajak gue untuk bermain satu game . Di dalam diri gue malaikat dan setan berbisik kepada gue: Malaikat: "Ayo mas berkarya di hari ke-2!"  Setan: "Ayo mas, se-game aja dulu baru ngerjain karya lo." Malaikat: "Jangan dengerin setan mas, lo bakal ngabisin waktu berjam-jam buat hal yang bisa lo pake buat berkarya." Setan: "Yeh jangan so tau lo kat! Lo kira main dota lama?! Kagak kali!" M

30 Days of Productivity: Impian vs Kenyataan

Sumber: Path Temen Gue Harapan Tipikal Dari Semua Orang Pada Awal Bulan Berawal dari kegelisahan gue saat berpikir "Anjir gue gini-gini aja hidup pas cuti kuliah, waktu lowong banyak tapi gak menghasilkan sesuatu. Duit kek, keturunan kek, apa aja kagak ada nyet!". The piece of shit of mine I think . Banyak waktu-waktu yang gue habiskan cuman buat: 1. Nge-game Dota 2. Tidur 3. Makan 4. Ngeliatin mbak-mbak nguap di jalan 5. Ulangi aktivitas pertama Produktif bukan? Keadaan ini diperburuk dengan kesedihan gue saat melihat mayoritas teman-teman angkatan gue di jurusan arsitektur kampus gue sudah tinggal selangkah lagi untuk menuju puncak kebahagiaan orang tua dalam pendidikan anaknya di perguruan tinggi yaitu lulus kuliah. Gue melihat kesibukan mereka mempersiapkan sidang akhir untuk keesokan harinya di sosial media path, p ersis kaya ibu-ibu lagi persiapan acara pengajian mingguan. Dipikir-pikir gue  technically  telat 5,5 tahun dalam mengemban pendidikan nor