Skip to main content

Review Buku "SKRIPSHIT"

Halo semuaaaaa....

*geber-geber motor di blog*

Untuk postingan kali ini gue bakalan review tentang buku salah satu idola gue @shitlicious tentang "SKRIPSHIT"

SKRIPSHIT

Berbeda dengan buku2 sebelumnya yang gue beli berjudul "Shitlicious" dan "Gado-Gado Kualat", buku bang Alit ini memberikan sesuatu yang berbeda..

#TEEEETT *mengulang "kata berbeda"*
poin -10


Oke pokus pake "P", kalo pake "F" jadi pokuf...

*di lempar toga*


Bagi yang gak tau buku "Shitlicious" dan "Gado-Gado Kualat" berikut kilasan cover depannya..

 Shitlicious

 Gado-Gado Kualat

Buku SKRIPSHIT ini memberikan sesuatu yang berbeda dari buku-buku sebelumnya, dari segi kata, bahasa, cerita, maupun cover.

Sebelumnya gue mau jelasin tentang kekurangan-kekurangan pada buku-buku dia sebelumnya:

Pada buku pertama yang dia lahirkan secara normal, kekurangannya ada pada gaya bahasanya yang masih ABG dan terkesan sedikit membosankan di akhir bacaan. Pada buku keduanya yang dilahirkan dengan operasi caesar kekurangannya sangat banyak, mulai dari tulisanya yang menurut gue agak dipaksakan, lelucon yang membosankan, sampai gaya tulisan yang lebih buruk dari buku sebelumnya. Tapi saat buku ketiga lahir dengan persalinan normal, buku ini menutup semua kekurangan yang ada pada buku-buku sebelumnya dari gaya bahasa, tulisan yang begitu matang, dan cover yang tidak menunjukan mukanya yang dapat menimbulkan efek radiasi bumi yang dapat melubangkan atmosfer bumi cukup besar dan bisa berakibat kerusakan bumi yang cukup luas seperti pada cover di buku keduanya.

Di buku "SKRIPSHIT" ini kalimat yang dia berikan sungguhlah keren seperti di blognya, punchline-nya yang lumayan memberikan "pukulan" sehingga para pembacanya larut dalam emosi saat membaca SKRIPSHIT tersebut. Gue bingung dukun mane yang dia pake sehingga para pembacanya bisa larut dalam emosi saat si pembaca membaca bukunya. Entah emosi ingin ketawa terbahak-bahak sampe lidahnya keseleo, emosi ingin segera teriak sekeras-kerasnya karena puas bahwa ada orang yang lebih sial dari hidup si pembaca tersebut, ataupun emosi-emosi lainnya yang tidak gue bisa jelaskan satu persatu tapi tidak mengurangi rasa hormat serta takzim gue terhadap bang Alit tentang review yang gue buat ini. Dalam buku ini juga, Bang Alit ini menerapkan "Komedi pake hati" ala Raditya Dika. Jadi para pembaca gak cuma ketawa-ketawa bego karena cerita-ceritanya, mereka juga bisa mendapatkan hikmah di balik cerita-cerita yang disuguhkan olehnya.

Di awal bacaan kita disuguhkan dengan betapa apesnya manusia yang lolos dari seleksi alam ini, cerita-cerita tentang teman-teman dia, tentang masa-masa di saat kuliah, survival dalam belantara tugas, deadline, kerja sampingan kuliah, sampai masalah-masalah cinta yang pernah melekat di dalam dirinya. Diselipkan tips-tips konyol ala dia yang begitu konyol membuat kita terbuat menganga kaya anoa nguap. Dan di akhir bacaan kita dibuat merenung olehnya. Mungkin dia sengaja mengumbar-ngumbar tentang masa lalu yang begitu kelam agar para pembaca tidak mengikuti hal bodoh seperti yang dia lakukan.

Bagi para pembaca lama tulisan-tulisan dia (kaya gue), mungkin sebagian cerita-cerita yang ada di novel SKRIPSHIT ini sudah tidak terlalu asing lagi. Contohnya di bagian wawancara dengan menteri sosial atau tips-tips kentut yang bagi para pembaca lamanya berpikir "Ini mah hampir sama kaya postingan kaskus yang dia buat".

Kekurangan dari buku ini adalah pada bagian tengah atau lebih tepatnya tips-tips. Menurut gue tips-tips itu terlalu banyak untuk dimasukkan kedalam suatu buku yang bertemakan novel ini sehingga tulisan ini bagi gue terlalu membosankan. Mungkin menurut gue yang udah berpengalaman dalam hal menulis (terutama menulis hutang-hutang yang gue punya di warung-warung), 1-3 buah tips sudah cukup untuk sebuah "relaksasi" di tengah sebuah cerita.
(maap ye Bang Alit, kasih kritik dikit gpp dong untuk masukkan hahaha)

Tebalnya pun lebih kurang 300 halaman. Tapi dengan halaman yang gak terlalu tebal seperti yellow pages ini, banyak pelajaran yang bisa diambil dari buku ini.

Sebagai fans lama dari jaman followers 500-an, yang masih bahas cinta fitri kagak kelar2, yang masih tips2 konyol ala dia, yang twitternya masih dibajak adeknya, yang masih jualan indomie dan sendal secara online, yang masih menggunakan kata2 "ngunyah sekrup", dan masih banyak lagi hal yang gue inget tentang dia dulu sampe se-sukses sekarang. Gue merasa puas..

Rate: 8 dari 10 Bintang buat buku ini 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Perjalanan 3 tahun

*menghela nafas* Tahun 2013 menjadi tahun yang baik buat gue karena disitulah gue akhirnya menyelesaikan tingkat I di jurusan arsitektur di kampus gue. Dan di tahun ini juga, tahun ke tiga buat gue yang menjadi kesempatan terakhir gue untuk mengejar mimpi sebagai calon dokter dengan tes sbmptn (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) yang sebelumnya gue udah ikuti sebanyak dua kali. Ngomong-ngomong soal tes sbmptn ini, gue sendiri tahun ini gak terlalu ambisius buat ikut tesnya karena disibukkan oleh jadwal-jadwal perkuliahan yang padat seperti payudara sapi di masa-masa suburnya dan kegiatan-kegiatan kampus lainnya yang membuat gue tidak bisa meluangkan waktu untuk belajar sbmptn ( alasan, padahal sih males aja lo mas ). Emang sih gue masih ngebet buat masuk kedokteran, tapi kalo dipikir-pikir usaha gue gak sebanding dari apa yang gue mau. Jomplang. Maka dari itu gue udah merasa pesimis duluan buat tes sbmptn tahun ini karena gue yakin semakin tahun tes seleksi masuk pergu

Day 23: Kesehatan Kaki di Waktu Weekend

Day 23 Rekam Jejak Kaki dan Aktivitas Pribadi Awal Bulan Juni kemarin gue bersama istri gue... *cailah sekarang udah punya istri, biasanya ceritanya gak jauh dari gebetan, mantan gebetan, dan pacar khayalan*  *ehem* ...oke lanjut. Gue sama istri gue punya wacana untuk liburan ke luar kota. Kita sepakat mencari suasana baru untuk menikmati  weekend  yang biasanya kita habiskan hanya di apartemen tempat tinggal kita. Hal yang gue dan istri mesti sepakati adalah suasana hotel yang tidak seperti apartemen kita yang mana mempunyai tipikal kamar studio XXI , fasilitas kolam renang, dan akses vertikal berupa lift. Buat apa gue dan istri gue ke luar kota, kalo suasananya sama dengan apartemen tempat tinggal kita? Pencarian destinasi wisata yang terjangkau oleh  budget  liburan   kita adalah Anyer, Bandung, dan Pulau Seribu. Dengan segala pertimbangan sampai melibatkan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi (woilah segitunya), akhirnya kita memilih Bandung karena daerahnya gue cukup hafal dan c