Skip to main content

Zzz...

Zzzzzzzzzzzz...

*guyur aer*

*kebangun*

Sebelum memulai postingan ini izinkan gue untuk mengucapkan, selamat hari guru untuk semua guru2 gue semasa sekolah dan hidup gue. Maaf kalo semasa sekolah, hari2 saya tidur di kelas.

*diguyur aer lagi*

Oke let's continue write about my journal.

Tidur itu suatu kebutuhan manusia yang bisa dibilang unik bin ajaib karena saat kita tidur kita tidak melakukan gerak, namun kita seolah-olah melakukan sesuatu hal yang mengharuskan kita bergerak. Imajinasi itulah yang disebut mimpi. Tidur itu enak, gak membutuhkan tenaga yang cukup banyak untuk dilakukan kecuali tidurnya sambil lari marathon ke China. Tidur dapat menyegarkan badan dikala tubuh kita telah mengerjakan pekerjaan yang cukup melelahkan. Maka dari itu kita harus tidur untuk melepas lelah yang sudah menjerat tubuh kita. Di dalam tidur itu juga terkadang bisa menciptakan mimpi yang kita punya belum tercapai namun seolah-olah tercapai di mimpi itu. Contohnya mimpi punya mobil, mimpi bisa keliling dunia, dan mimpi basah.
          Bahkan, bagi gue orang sukses itu berasal dari mimpi. Untuk mendapatkan mimpi itu kita harus tidur. Maka, orang sukses itu harus....tidur

*dikeplak*

Oke cukup pembahasan mengenai tidur . Sekarang gue mau mengaitkan kejadian gue seminggu ini dengan topik bahasan kali ini yaitu tidur.
          Tidur, tidur, tidur. Itulah kejadian yang sehari-hari yang orang-orang lakukan. Emang semua orang gak bisa lepas dari tidur. Namun, beda halnya kejadian yang gue alami. Tidur bagi gue seakan sudah menjadi kebiasaan buruk. Kenapa sudah jadi kebiasaan buruk? Karena di luar jam tidur gue, saat melakukan aktivitas, gue suka ketiduran. Entah apa karena makanan yang gue makan sudah diracun sama abang-abang atau mbak-mbak yang jualan (karena gue suka makan di warung makan) ataupun sudah menjadi kegiatan gue tiap jam, gue gak tau. Entah kenapa gue setiap gue capek sedikit bawaannya pengen berbaring atau merem dikit buat melepaskan lelah sesaat namun berujung ketiduran ibarat handphone yang sudah lowbatt kemudian handphone tersebut di charge untuk mengisi kembali kekuatannya untuk kembali beraktivitas. Apakah gue kekuatannya sama kaya handphone? Kalo iya, kekuatan gue pun kalo diadu sama handphone nokia 3310 pasti kalah karena handphone nokia 3310  yang bisa bertahan seharian tanpa di charge. Cupu abis.
          Yang jelas kegiatan yang cukup menganggu gue ini terulang lagi seperti saat gue waktu SMA. Waktu SMA, setiap dikelas gue tidur. Sampai pernah suatu kejadian, waktu SMA kelas 3, saat pelajaran terakhir berlangsung (pelajaran seni rupa), gue udah gak niat belajar karena suasananya udah gak kondusif, ditambah lagi hembusan AC kelas yang cukup untuk bikin es batu buat segelas nutrisari, gue dengan tegasnya membaringkan badan kelantai dan mengalaskan kepala gue menggunakkan tas dan membantu menutup mata gue dengan lengan tangan kanan gue. Berhubung gue duduk paling belakang, jadi gue tidur gak keliatan sama guru yang mengajar. Kebetulan guru yang mengajar waktu itu juga udah gak niat sehingga dia selalu keluar kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. Dengan semangat "45, gue pun tidur tanpa mengenal waktu. Waktu itu gue udah gak sadar dan hanyut oleh mimpi gue. Saat gue masih bermimpi, tiba-tiba sentuhan tangan dan menyerukan nama "Damas...Damas...". Gue kaget, kirain panggilan itu berasal dari yang Maha Kuasa. Setelah gue udah membuka setengah mata gue, ternyata panggilan itu berasal dari teman gue Laras yang kebetulan masih ada di kelas bersama teman-temannya. Gue melihat seisi kelas sudah hampir sepi. Cuma Laras sama teman-temannya yang masih ada di kelas. Gue tanya ke Laras dengan setengah sadar "Emang udah dari kapan kelas selesai?" Laras jawab, "Hampir satu jam yang lalu mas." Sontak, nyawa gue yang setengah lagi pun masuk kedalam tubuh gue sehingga gue sadar bahwa gue udah tidur selama hampir satu jam. Kalo dikonversi dengan waktu gue untuk sampai ke rumah. Aturan pas kelas bubar gue udah sampai di rumah kalo gak tidur. Kampret.
          Untungnya ada teman gue Laras yang membangunkan gue saat kelas hendak dibersihkan. Kalo enggak dibangunin, mungkin pas gue bangun dengan sendirinya, kehidupan sudah berubah di mana teknologi semakin canggih dan muncul manusia-manusia milenium yang merubah teknologi dunia sehingga canggih tak terduga.
          Ada lagi kejadian buruk saat gue tidur. Di kelas 2 SMA, saat istirahat kedua berlangsung yang di mana waktunya di siang hari saat adzan dzuhur berkumandang dan cukup lama yakni satu jam, gue memanfaatkan waktu yang cukup panjang itu untuk melakukan usaha yang cukup fantastis dan yaitu tidur. Seperti biasa, gue tidur di lantai dengan posisi yang sama seperti sebelumnya. Berbantalkan tas di bawah kepala gue dan lengan tangan kanan gue untuk membantu menutup mata gue. Gue menjalankan hal itu dengan khusyuk dan mulai memasuki alam bawah sadar gue. Ketika memasuki alam bawah sadar, gue menemukan sesuatu yang mengingatkan gue untuk menunaikan solat dzuhur karena gue belum menunaikan solat dzuhur pada hari itu. Gue pun bangun dengan membuka mata gue dengan susah payah dan berusaha menyingkirkan lengan tangan kanan gue. Saat itu, gue melihat disekeliling gue banyak teman-teman yang melihat gue dan mengelilingi gue. Bukan hanya teman-teman kelas, tetapi juga teman-teman dari kelas lain yang melihat gue seperti melihat korban kecelakaan tabrak lari, tapi bedanya gue saat itu bukan korban kecelakaan tabrak lari, tapi korban kecelakaan tabrak tidur (halah). Saat gue udah menyingkirkan lengan tangan gue, ditambah lagi dengan tampang orang yang baru bangun dari tidur, sontak semua orang yang mengelilingi gue tepuk tangan, menyoraki, dan tertawa melihat gue. Gue bingung, apakah gue korban hipnotis uya kuya yang saat tertidur, si korban hipnotis mengatakan hal-hal yang jujur tentang dirinya? Gue rasa gak mungkin dan menurut hipotesis saat gue itu, gue sedang dikerjai (lagi) oleh teman-teman sekelas gue. Gue langsung pun bangkit dari kubur tidur gue dan bergegas mencuci muka dan balik lagi ke kelas sebelum gue hendak pergi ke masjid sekolah. Teman-teman yang mengelilingi gue terus melakukan tepuk tangan dan menyoraki gue layaknya pemain bola yang telah mencetak gol kegawang lawan.

Gue jadi korban sama diri gue sendiri. Lagi. Kampret.

Nah gue gak mau kejadian-kejadian di atas terjadi lagi saat gue kuliah. Pernah sempat terjadi saat kuliah pagi berlangsung gue suka ketiduran. Alhamdulillah gue udah mengantisipasi itu dengan segelas kopi pagi buatan sendiri sebelum berangkat ngampus. Tapi yang namanya udah jadi kebiasaan, jadilah kebiasaan. Gue pun suka ketiduran saat ngerjain tugas di kost-an akhir-akhir ini. Saat gue udah niat ngerjain tugas kuliah pada malam hari sekitar jam 9 malam, gue iseng-iseng membaringkan badan gue sementara waktu untuk merelaksasi badan gue. Namun entah kenapa gue terhipnotis sama kasur yang sudah menempel di punggung gue sehingga gue pun tidur dengan sukses. Maka dari itu, seminggu ini, tugas yang tertumpuk gara-gara gue suka ketiduran ini semakin dekat dengan deadline.

Efek positifnya yang gue dapet dari ketiduran saat ngerjain tugas di malam hari ini adalah gue jadi suka bangun pagi buat melakukan tahajud sebelum alarm handphone gue berdering. Kalo gue tidur mengikuti keinginan gue, misalnya gue tidur jam 12 malem, gue pun bisa bablas gak mendengar suara alarm handphone gue dan yang lebih buruknya lagi, gue gak bisa solat berjamaah di Masjid saat solat subuh.

Saat gue sudah kebangun dari tidur gue (karena ketiduran), Gue melihat keluh kesan teman gue di jejaring sosial twitter.

Insomnia :'(

I-N-S-O-M-N-I-A

Gw udah lupa caranya tidur. Ajarin dong -_-"

Pliss gue mau tidur, tapi tugasnya nanti gimana dong, mana belum kelar semua lagi :'(

Udah 2 hari begadang karena tugas.

Gue ngerti teman-teman gue yang begadang karena gue pernah melakukan hal itu sebelumnya dan udah jadi rutinitas gue dulu. Tapi, buat yang ngerjain tugas dan gak kelar-kelar sampe nyita waktu tidur mereka gue pengen tau mereka nugas tuh sambil guntingin rumput pake gunting kuku di halaman rumah mereka atau sambil niupin kincir angin Holland Bakery sampai tugas mereka gak kelar-kelar? Gue aja ketiduran yang bisa melewatkan waktu berjam-jam yang berguna, tapi Alhamdulillah tugas udah kelar. Gue gak tau sih apa yang mereka lakukan, yang jelas menurut gue kalo mereka udah begadang tapi tugas gak kelar sama aja kaya nampung air di ember tapi embernya bocor. Sia-sia.
          Dan gue juga pengen ngomentarin orang yang gak bisa tidur dan mengeluhkan gejala tersebut yang kalo bahasa kerennya disebut Insomnia. Bagi gue orang yang gak tidur masih mending dibanding orang meninggal. Masih mending udah gak dikasih tidur, coba kalo dikasih tidur dan akhirnya gak bangun-bangun dari tidur. Gimana, masih mau protes? Buat kesehatan mah tinggal kemauan dari diri sendiri ngurusinnya gimana yang baik atau enggaknya. Kalo masih berat rasanya untuk membunuh gejala insomnia tersebut ya itu urusan lo. Yang jelas gue udah ingetin kalo mau membebaskan diri dari sifat buruk maka niatkan dan lakukan. Soal hidup dan mati tinggal urusan Tuhan, tinggal dari diri masing-masing aja. Mungkin mereka yang mengeluhkan gejala insomnia tersebut kurang bersyukur atas apa yang mereka dapat.

By the way, sorry sebelumnya gue jadi ceramah gini di postingan gue ini. Cuma mau mengingatkan doang atas rasa syukur yang didapatkan, bukannya gue sok tau atau apa. Gue cuma ingin berbagi atas apa yang gue dapat selama hidup ini untuk selalu bersyukur atas apa yang kita dapat, baik atau buruknya. Lagipun, satu syukur yang kita ucapkan terhitung pahala bukan?

Oke lanjut dari hal ketiduran dan sebagainya, gue pengen pamerin hasil karya tugas maket gagal gue yang udah gue lewatin selama 5 minggu.

 Tugas maket sterofoam. Yang kiri dapet C yang kanan dapet B-

Tugas maket yang terbuat dari chipboard. Kiri atas dapet C+, yang kanan atas dapet C, yang bawah dapet C

Dan gue menambah rentetan nilai C gue. Kampret.

Akhir-akhir ini, gue jadi merasa sedikit aneh tentang pikiran gue. Seakan gue flashback dari kejadian-kejadian yang gue udah lewatin sebelumnya. Mulai dari gue yang suka ngedot sampe kelas 3 sd, gue yang suka nangis kalo gak dibeliin majalah bobo, usaha gue buat deketin gebetan gue, sampe putus hubungan sama gebetan gue, dan semua kejadian-kejadian yang gue udah lewatin yang gue gak bisa sebutin satu-satu karena kalo gue sebutin satu-satu, duit gue abis (soalnya gue ngetik tulisan ini diwarnet, bisa abis duit gue buat bayar billing gue kalo gue ceritain satu-satu). Flashback itu selalu terjadi saat perjalanan pergi pulang gue ke masjid saat ingin menunaikan solat subuh. Entah kenapa gue ngalamin hal itu. Mungkin Tuhan memberikan itu untuk renungan buat diri gue sendiri agar gue gak melakukan kesalahan yang sama seperti sebelum-sebelumnya dan mulai mencari jati diri gue dan akan berkembang kemana diri gue nantinya. Mungkin aja.

Oh iya selama seminggu ini juga, gue mengalami hal-hal aneh yang menyangkut mimpi gue buat jadi seorang mahasiswa kedokteran. Gue bold aja ye biar jelas.
          Saat gue ke Gramedia BIP hari kamis, gue lihat seorang pemuda yang nerd dan kalah ganteng sama gue yang memakai jaket kedokteran Unisba. Pada hari Jumat, ketika teman gue Haris melihat gue, dia menyebutkan kata "koas" yang berarti kegiatan yang diwajibkan oleh mahasiswa kedokteran setelah mendapat gelar S.Ked agar menjadi dokter yang siap kerja. Saat hari minggu, ketika gue hendak pergi ke masjid untuk melakukan solat dzuhur, gue melihat seorang mbak-mbak yang kalah cantik sama gebetan gue memakai jaket kedokteran Unpad. Dan pada hari yang sama gue melihat karangan bunga dari Universitas Yarsi jurusan kedokteran yang bertuliskan sebuah pasangan yang bergelar dokter.

Apakah gue saat itu sedang ketiduran lalu bermimpi? Ataukah mimpi gue sebagai seorang mahasiswa kedokteran akan menjadi kenyataan setelah melihat rentetan bertuliskan kedokteran/dokter? Atau mungkinkah itu hanya fatamorgana bagi gue karena terlalu terobsesi menjadi seorang mahasiswa kedokteran?

Mungkin aja.

Comments

Popular posts from this blog

Perjalanan 3 tahun

*menghela nafas* Tahun 2013 menjadi tahun yang baik buat gue karena disitulah gue akhirnya menyelesaikan tingkat I di jurusan arsitektur di kampus gue. Dan di tahun ini juga, tahun ke tiga buat gue yang menjadi kesempatan terakhir gue untuk mengejar mimpi sebagai calon dokter dengan tes sbmptn (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) yang sebelumnya gue udah ikuti sebanyak dua kali. Ngomong-ngomong soal tes sbmptn ini, gue sendiri tahun ini gak terlalu ambisius buat ikut tesnya karena disibukkan oleh jadwal-jadwal perkuliahan yang padat seperti payudara sapi di masa-masa suburnya dan kegiatan-kegiatan kampus lainnya yang membuat gue tidak bisa meluangkan waktu untuk belajar sbmptn ( alasan, padahal sih males aja lo mas ). Emang sih gue masih ngebet buat masuk kedokteran, tapi kalo dipikir-pikir usaha gue gak sebanding dari apa yang gue mau. Jomplang. Maka dari itu gue udah merasa pesimis duluan buat tes sbmptn tahun ini karena gue yakin semakin tahun tes seleksi masuk pergu

Review Buku "SKRIPSHIT"

Halo semuaaaaa.... *geber-geber motor di blog* Untuk postingan kali ini gue bakalan review tentang buku salah satu idola gue @shitlicious tentang "SKRIPSHIT" SKRIPSHIT gambar dari sini Berbeda dengan buku2 sebelumnya yang gue beli berjudul "Shitlicious" dan "Gado-Gado Kualat", buku bang Alit ini memberikan sesuatu yang berbeda.. #TEEEETT *mengulang "kata berbeda"* poin -10 Oke pokus pake "P", kalo pake "F" jadi pokuf ... *di lempar toga* Bagi yang gak tau buku "Shitlicious" dan "Gado-Gado Kualat" berikut kilasan cover depannya..  Shitlicious Gambar dari sini    Gado-Gado Kualat Gambar dari sini Buku SKRIPSHIT ini memberikan sesuatu yang berbeda dari buku-buku sebelumnya, dari segi kata, bahasa, cerita, maupun cover. Sebelumnya gue mau jelasin tentang kekurangan-kekurangan pada buku-buku dia sebelumnya: Pada buku pertama yang dia lahirkan secara normal, kekuranga

Day 23: Kesehatan Kaki di Waktu Weekend

Day 23 Rekam Jejak Kaki dan Aktivitas Pribadi Awal Bulan Juni kemarin gue bersama istri gue... *cailah sekarang udah punya istri, biasanya ceritanya gak jauh dari gebetan, mantan gebetan, dan pacar khayalan*  *ehem* ...oke lanjut. Gue sama istri gue punya wacana untuk liburan ke luar kota. Kita sepakat mencari suasana baru untuk menikmati  weekend  yang biasanya kita habiskan hanya di apartemen tempat tinggal kita. Hal yang gue dan istri mesti sepakati adalah suasana hotel yang tidak seperti apartemen kita yang mana mempunyai tipikal kamar studio XXI , fasilitas kolam renang, dan akses vertikal berupa lift. Buat apa gue dan istri gue ke luar kota, kalo suasananya sama dengan apartemen tempat tinggal kita? Pencarian destinasi wisata yang terjangkau oleh  budget  liburan   kita adalah Anyer, Bandung, dan Pulau Seribu. Dengan segala pertimbangan sampai melibatkan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi (woilah segitunya), akhirnya kita memilih Bandung karena daerahnya gue cukup hafal dan c