Day 1: Parkiran

Day 1
Parkiran

Sumber: gue sendiri
Parkir

"Parkiran itu mencerminkan bagaimana karakter bangunan tersebut"

Begitulah kutipan salah satu dosen gue waktu membawakan materi tentang perancangan waktu gue masih kuliah. Bahas tentang parkiran, gue kadang suka sebel sama tukang parkir "gaib" yang tiba-tiba muncul dan nagih duit parkir waktu memarkirkan kendaraan gue dan cuman numpang pipis. Biasanya tukang parkir ini muncul di alfa*mart atau indo*maret. Tapi bukan itu bahasan yang akan gue bahas pada tulisan ini. Gue akan bahas tentang kebiasaan parkir kendaraan yang melewati batas bangunan itu sendiri yang seringkali gue temuin itu berbatasan langsung dengan trotoar pejalan kaki. Padahal ada aturan perancangan untuk bangunan itu sendiri salah satunya tentang garis sempadan bangunan. Garis sempadan bangunan itu singkat cerita adalah batas lahan yang akan di bangun dengan batas terluar dari lahan tersebut. Aturannya tergantung dari daerah di mana lahan itu berada (biasanya ada perda-nya). Kalo yang gue pelajarin rata-rata garis sempadan bangunan itu setengahnya dari jalan yang ada di depannya. Garis sempadan bangunan juga berfungsi untuk mendukung KDB (Koefisien Dasar Bangunan) dalam mengatur letak dari bangunan yang dirancang, nah di garis sempadan bangunan ini pemilik lahan tidak diperbolehkan membangun bangunan yang sifatnya permanen. Pengunaannya hanya sebatas membuat taman-taman lucu atau membuat parkir. Pada studi kasus kali ini gue akan membahas beberapa bangunan yang parkirannya bukan cuman memakai garis sempadan bangunan, tetapi melewati batas bangunan itu sendiri.

Studi kasus: Jalan Wage Rudolf Supratman, Bandung

Sumber: gue sendiri
Bangunan Nata*sha Ca*re. Gue gak ngerti cara ngelewatinnya

Sumber: gue sendiri
Apakah ngelewatinnya pake ilmu parkour kek David Belle di film District 13?

Sumber: gue sendiri
Bangunan Toga*mas ini juga parkirannya merampas hak pejalan kaki
Sumber: gue sendiri
Apa harus bawa galah buat ngelompatin mobilnya?

Beberapa kasus itulah yang menurut gue cukup miris untuk dilihat. Sebagai pejalan kaki gue lumayan tersiksa dengan keadaan ini yang pada akhirnya menempatkan gue pada dua pilihan:

1. Gue masuk ke tepi jalan raya dengan resiko kesundut bemper mobil angkot yang suka banting setir tiba-tiba kalo misalnya ada penumpang yang turun.
2. Gue masuk ke dalam area bangunan dengan resiko gue dianggap maling curanmor (jujur pernah gue dituduh gini, kali ini faktor tampang menjadi variabel utama).

Gue gak ngerti apakah lahan mereka kurang cukup besar dalam menampung kendaraan, untuk kali ini gue akan menyalahkan seorang arsiteknya karena seharusnya sebagai perencana seharusnya untuk sebuah lahan parkir ini jangan sampai merampas trotoar yang merupakan hak pejalan kaki kecuali pejalan kakinya yang rada bloon, udah disediain trotoar buat mereka malah jalan di tepi jalan. Situ mobil derek petugas jalan tol?

Studi yang gue lakukan sepanjang jalan supratman berhenti saat gue melihat salah satu bangunan dan menurut gue cukup solutif dalam mengakali sebuah lahan parkir walaupun caranya kurang arsitektural. Setidaknya mereka tidak merampas hak seorang pejalan kaki.

Sumber: gue sendiri
Cuman ditambahin cone merah + tali biar parkirnya tidak melebar ke trotoar

Sumber: gue sendiri
Jadi enak pejalan kakinya gak usah repot-repot masuk ke lahan bangunan atau ke tepi jalan

Jadi menurut gue, seharusnya perencana (dan gue mengingatkan kembali diri gue) melihat kembali segala macam hal-hal kecil salah satunya parkiran. Lebar trotoar berukuran 1,20 meter yang berbatasan dengan lahan perancangan itu sangat berarti buat pejalan kaki yang ingin menikmati fasilitas trotoar. Apalagi jalannya sambil gandengan sama pacar ataupun kecengan. Sayangnya gue gak punya pacar, jadi 1,20 meter terlalu mubazir buat gue.

*jalan di tepi jalan* *dilindes mobil derek petugas jalan tol*

Comments

  1. Best Bitcoin Casino Sites for Bonuses & Spins
    Are 바카라 no 인카지노 deposit 바카라 사이트 bonuses a great way to increase your winnings? For many, online casinos have a variety of options to attract players to their games.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Day 23: Kesehatan Kaki di Waktu Weekend

Day 21: Modernitas Area Bermain Anak

Perjalanan 3 tahun