Aku Mencoba Berjuang Bersama Sebongkah Hatiku: First Love At First Sight

First love at first sight, hmm aku baru merasakannya itu saat cukup mengerti apa arti sebuah cinta. Itu merupakan moment yang terindah yang tak bisa diulangi lagi, hanya sekali se-umur hidup. Emosiku bergejolak, terlepas dari jeratan-jeratan kesedihanku, melompat riang gembira, dan banyak lagi macam-macam ekspresi jiwa kesenangan yang masih banyak dan panjang untuk di deskripsikan. Sungguh betapa senang dan gembiranya hati dan pikiranku saat menemukan first love-ku itu.


Aku menemukan first love-ku saat aku hendak mencari buku referensi di perpustakaan kampusku. Saat hendak mencari sebuah referensi untuk karya tulisanku, Aku melihat seorang wanita yang duduk membaca sebuah buku sembari menikmati alunan lagu yang ada di handphonenya dengan menggunakan headset di meja sebrang. Aku berdecak kagum dengan kecantikannya. Pandanganku tertuju padanya, menghiraukan buku yang ada di genggamanku. Kemudian aku bertanya di dalam hati "apakah ini wanita yang tercantik yang pernah aku lihat?". Saat pandanganku masih tertuju kepadanya, dia melihatku. Betapa terkejutnya aku saat dia melihatku. Aku merasakan kepanikan di hatiku, rasa salah tingkah pun ikut mewarnai kepanikanku, buku yang ada di tanganku terlepas dari genggamanku. Saat dia melihat sikapku yang terbilang panik dan salting itu, dia hanya tersenyum dengan sedikit tawa kecil menghiasi wajahnya. Merasa tidak enak karena sikapku yang tak henti menatapnya, aku pun menghampirinya dan meminta maaf kepadanya. Ku pikir dia akan marah besar, tetapi sikapnya kepadaku berbanding terbalik dengan apa yang aku pikirkan. Dia membalas dengan senyuman manisnya yang terlukis di wajahnya. Saat itulah aku memberanikan diri untuk berkenalan dengannya. Mencoba untuk mengakrabkan satu sama lain. Jujur aku merasa gugup ketika berbicara dengan wanita yang cantik jelita layaknya bidadari cantik yang turun dari langit. Saat mendapatkan sebagian informasi dirinya dari dia sendiri. Aku makin senang, ingin rasanya berteriak sangat keras namun apa dayanya aku bisa berteriak senang di dalam hatiku. Di tengah kesenanganku yang sedang bergejolak itu ada satu hal yang terasa mengganjal di hatiku. Ternyata aku ingat satu hal itu, aku lupa menanyakan siapa namanya. Sontak aku terdiam dan tertawa kecil karena satu hal tersebut. Aku bingung bagaimana caranya supaya aku bisa bertemu dengan dia. Lalu aku teringat pembicaraan dengan dia tadi saat di perpustakaan bahwa dia setiap hari di perpustakaan untuk mencari buku untuk bahan tulisannya di mading kampus. Kemudian aku bersabar menunggu hari esok untuk mencari tau siapa namanya …

Comments

Popular posts from this blog

Day 23: Kesehatan Kaki di Waktu Weekend

Day 21: Modernitas Area Bermain Anak

Perjalanan 3 tahun