Aku Mencoba Berjuang Bersama Sebongkah Hatiku: Awal Perjalanan Manis Kisah Cintaku

Kisah perjalanan untuk mendekati Winda pun berlanjut lewat messenger. Entah kenapa dia merasa senang jika Aku berada di dekatnya. Saat itu Aku belum merasakan hal yang aneh, yang Aku rasakan hanyalah sebuah pikiran positif bahwa Winda mau menerimaku sebagai kekasihnya. Ya semenjak dia memenangkan perlombaan kontes menulis di kampusku, Aku merasa semakin lebih dekat dengannya begitupun dengan Winda kepadaku (pikirku begitu). Aku sudah melakukan pendekatan ke Winda sejak 2 minggu yang lalu. Banyak hal yang kita bicarakan lewat messengger, kebanyakan Aku memberikannya sebuah syair kepadanya. Dia suka saat Aku memberikan sebuah syair untuknya. Dia mengatakan bahwa Aku adalah pria romantis, otomatis Aku merasa sangat senang dan bahagia. "Jarang-jarang wanita yang secantik Winda memujiku" pikirku sambil tersipu malu. Pendekatanku tidak hanya lewat messenger, komunikasi via telepon menjadi alternatif yang lain untuk melakukan pendekatan ke Winda. Namun di sini Aku tidak meminta nomor telepon lebih dulu kepada Winda, melainkan Windanya sendiri yang memberikan nomor telepon kepadaku. Saat itu Aku merasa tercengang dan bingung. Lalu timbul pertanyaan di kepalaku "Kenapa dia memberikan nomor teleponnya duluan kepadaku, biasanya saat Aku melakukan sebuah pendekatan kepada seorang wanita, Aku yang inisiatif meminta nomor telepon kepada si Wanita tersebut. Apakah Winda benar-benar suka kepadaku?" saat muncul kata-kata 'Winda suka kepadaku' di pikiranku, Aku senang sambil tersipu malu. Kemudian Aku melakukan komunikasi dengan Winda via telepon. Di saat Aku mendengar suaranya pertama kali lewat telepon, suaranya indah dan manis. Begitu lembut lengkap menghiasi wajahnya yang cantik nan anggun. Jujur Aku tidak bisa berkata-kata saat mendengar suaranya Winda. Tercengang, kagum, serta banyak hal lain yang tidak bisa diungkapkan saat mendengar suara Winda lewat telepon. Di saat momen-momen yang indah ini, inisiatifku merangsang otakku untuk menimbulkan suatu pikiran. Lalu Aku pun berpikir untuk mengajaknya jalan-jalan pada suatu hari. Dengan tanggap dan rasa percaya diriku tanpa menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Aku mengajak Winda untuk 'Hang Out' pada suatu malam. Dia menerima ajakannku untuk 'Hang Out' pada suatu malam. Kemudian Aku pun menunggu malam itu tiba saat Aku 'Hang Out' bersama seorang bidadari kampusku.

Saat malam itu tiba di mana Aku akan 'Hang Out' bersama Winda, jujur Aku sangat gugup sekali. Tidak segugup saat Aku berjalan dengan Karin. Masalahnya Aku 'Hang Out' bersama seorang wanita tercantik di kampusku. Kemudian Aku pun bertemu dengan Winda dan langsung melanjutkan perjalanan ke taman kecil yang tidak jauh berada dari rumah Winda. Se-sampainya di taman Aku pun membelikan sebuah jagung hangat untuk kami berdua. Senyuman dari wajahnya kepadaku membuat Aku merasa senang dan nyaman berada di dekat Winda. Kemudian Aku dan Winda pun mencari bangku taman untuk duduk karena sudah lelah berjalan. Saat itu Aku buka perbincangan dengan Winda. Aku dan Winda saling menceritakan kisah cintanya satu sama lainnya. Mulai dariku yang begitu awamnya dengan perjalanan-perjalanan cintaku dan kejadian-kejadian yang menimpa diriku saat Aku berjuang bersama sebongkah hatiku. Saat Aku menanyakan bagaimana perjalanan cintanya, dia terdiam dengan ekspresi wajah yang menunjukan kesedihan. Kemudian dia menceritakan bahwa dia baru saja putus dengan pacarnya. Kemudian dia menangis tersedu-sedu di pundakku. Otomatis Aku pun kaget saat dia melakukan itu kepadaku. Jantungku berdegup sangat sangat cepat karena dia melakukan hal itu kepadaku. Lalu Aku mencoba untuk menenangkan Winda. Saat itu dia mengatakan bahwa dia merasa lebih nyaman jika Aku berada didekatnya. Aku berpikir dengan jantung yang berdegup sangat kencang "Apakah ini sinyal dari dia untukku agar menjadikan Winda sebagai kekasihku?" Saat jam menunjukan pukul 22.00 Aku mengajak dan mengantarkan Winda untuk pulang ke rumah. Sungguh malam yang indah dan nyaman bagiku bersama bidadari kampusku.

Setelah melakukan pendekatan selama dua bulan Aku pun secara langsung mengungkapkan perasaanku kepadanya. Saat Aku berada di kampus, Aku menemukan dia sendiri berada di kantin dan dengan sigap Aku langsung menghampirinya. Dengan memakai basa basi sedikit langsung saja Aku mengungkapkan perasaanku kepada Winda. Dia tersenyum kepadaku, semakin Aku penasaran bercampur gugup saat dia memberikan senyuman kepadaku. Pikirku dia akan menerimaku sebagai kekasihnya. Ternyata apa yang Aku pikirkan benar adanya. Dia menerimaku sebagai kekasihnya. Aku pun merasa sangat senang.

Kemudian kisah cintaku dari sini berlanjut...

Comments

Popular posts from this blog

Day 23: Kesehatan Kaki di Waktu Weekend

Day 21: Modernitas Area Bermain Anak

Perjalanan 3 tahun