Aku Mencoba Berjuang Bersama Sebongkah Hatiku: Hatiku Menemukan Cintanya (lagi)
Berlanjut ke sebuah messenger, Aku membantu Winda dalam pembenahan naskah narasi kepunyaannya. Cukup banyak pembenahan yang aku berikan terhadap naskah narasi Winda. Saat itu Aku semakin merasakan cinta yang bergetar di hatiku. Siapa sih pria yang tidak mempunyai rasa suka kepada Winda akan kecantikannya? Sulit untuk di ungkapkan karena Aku masih terlalu pesimis karena Winda adalah wanita yang bisa dibilang high-class. Tapi yang jelas Aku tidak menyerah begitu saja karena benih-benih cinta sudah terlanjur tertanam di hatiku untuk Winda. Ku coba mendekatinya pelan-pelan, dengan tenang sejalan dengan arus yang mengalir di antara waktu-waktu yang berlalu. Aku tidak tau apakah Winda menyadari bahwa Aku mempunyai rasa kepadanya, yang jelas suatu saat Aku akan mengungkapkannya.
Saat H-2 sebelum kontes menulis di kampusku di mulai. Aku bertemu dengan Winda di perpustakan kampusku untuk melakukan pembenahan kembali dan memastikan apakah naskah narasi Winda yang di berikan sedikit pembenahan olehku layak untuk menjadi yang terbaik di antara peserta-peserta lomba lainnya. Jam 15.00 Aku bertemu dengan Winda. Kemudian Winda memberikan naskahnya kepadaku untuk melakukan pembenahan kembali. Saat Aku berada di dekatnya, jantungku berdetak lebih kencang, debit darah yang mengalir di jantungku semakin banyak, sungguh Aku merasa nervous berada di dekatnnya. Melihat Aku nervous berada di dekat Winda, Winda bertanya bingung denganku karena melihat sikapku yang nervous di dekat Winda. Kemudian Aku menjawab pertanyaan Winda dengan alasan yang berbeda dengan apa yang Aku rasakan. Lalu Aku memecah suasana dengan mengajaknya berbincang-bincang kecil. Responnya baik dari Windanya sendiri, terkadang dia tertawa kecil saat Aku melakukan perbincangan Absurd. Memang beginilah sikap bicaraku. Saat Aku melihat tatapan matanya, Aku rasa dia wanita yang baik. Pembenahan terhadap naskah Winda selesai di lakukan, Aku menawarkan Winda untuk pulang bersamaku. Jantungku makin bergenderang kencang saat dia menerima ajakanku untuk pulang bersamaku. Sungguh tak disangka, Aku bisa menemani seorang yang begitu cantik jelita untuk pulang ke rumahnya. Seperti yang dilakukan di perpustakan tadi, Aku memecah suasana dengan berbincang-bincang kecil dengannya. Sesampainya di rumahnya, Winda mengucapkan terima kasih kepadaku karena sudah mengantarnya pulang dan membantunya saat melakukan pembenahan terhadap naskah narasinya yang akan di ikutsertakan dalam sebuah kontes menulis di kampusku.
Hari H pun tiba di mana kontes menulis di kampusku. Sebelum lomba di mulai Aku bertemu dengan Winda dan memberikan ucapan yang membangkitkan semangat Winda. Saat lomba di mulai Aku memantau Winda dan berharap semoga Winda bisa meraih juara dalam kontes ini. Selesai kontes ini dia mengatakan bahwa pengumuman pemenangnya akan di umumkan besok. Dengan senyumku Aku mengatakan kepadanya untuk selalu optimis dan berdoa agar bisa memenangkan kontes ini.
Tiba hari esok saat pengumuman akan di umumkan. Winda merasa gugup tapi Aku selalu memberikan semangat kecil kepadanya. Pengumuman juara pun di umumkan. Winda meraih juara 1 dalam kontes tersebut, betapa senangnya Winda mendengar itu. Penghargaan juara diberikan oleh panitia kepada Winda. Lalu dia menghampiriku dengan senyuman manis di wajahnya sambil mengenggam tanganku dengan erat karena senang bisa menang kontes menulis di kampusku. Tak henti-hentinya dia mengucapkan terima kasih kepadaku karena sudah banyak membantunya. Jelas kesenangan yang dirasakan Winda ikut Aku rasakan. Kesenangan Winda terus di tunjukan Winda kepadaku. Moment-moment itu akan Aku gunakan sebaik-baiknya untuk melakukan pendekatan lebih lanjut dengan Winda.
Kemudian pendekatanku kepada Winda berlanjut lewat messenger…
Comments
Post a Comment