Aku Mencoba Berjuang Bersama Sebongkah Hatiku: Hatiku Yang Baru
Tiga setengah bulan berlalu, Aku melanjutkan perjuangan mencari cintaku bersama sebongkah hatiku yang sedikit rusak karena goresan batu karang yang pada akhirnya batu karang itu memisahkan antara Aku dan dia. Jujur di dalam lubuk hatiku, Aku masih merindukan Karin. Sulit untuk melupakannya. Selain dia first love-ku, Aku sudah banyak melakukan banyak hal yang membuatku bahagia bersamanya. Namun mau tidak mau Aku harus melupakan Karin (dalam artian aku tidak lagi mengejar Karin sebagai cintaku). Aku terus menahan rasa sakit yang berkepanjangan ini dengan mencari lagi sesosok wanita yang bisa menjadi cintaku.
Di sabtu siang yang terik, Aku berada di kantin untuk makan siang. Makan siang seorang diri seperti biasanya. Lalu ada seorang wanita menghampiriku. Saat Aku lihat wajahnya Aku langsung kaget bukan kepalang, jarang-jarang wanita cantik menghampiriku. Setelah lebih jelas melihat wajahnya Aku kenal wanita yang menghampiriku ini. Dia adalah Winda, mahasiswa fakultas ekonomi di kampusku. Bagaimana tidak aku mengenalnya, dia salah satu wanita tercantik di kampusku. Aku bingung kenapa dia menghampiriku. Kemudian dia menjelaskan maksud tujuan dia menghampiriku. Dia meminta bantuanku untuk membuat sebuah narasi karena dia akan ikut dalam kontes menulis di kampusku. Lalu Aku bantu dia dalam pengunaan kata, bahasa, dan lain lain. Saat waktu yang membatasi antara Aku dan Winda, dia pun memberikan alamat messengernya kepadaku untuk melanjutkan percakapan ini dan membantunya nanti malam dalam pembuatan narasi Winda yang akan diikutsertakannya dalam kontes menulis di kampusku. Saat Aku hendak meninggalkannya, dia memanggil namaku dan mengucapkan terima kasih karena sudah membantunya, tak lepas senyum indah yang ada di bibirnya. Aku pun hanya membalasnya dengan senyuman tanpa bisa berkata apa-apa.
Aku terpana dengan kecantikannya, bergetar hatiku untuk mencoba lebih dekat dan menjadikannya seorang pacar. Tapi ada hal yang membuatku tertunduk, bagaimana mungkin Aku mendekatinya dan menjadikan dia seorang pacar untukku, secara dia banyak lelaki yang mengejarnya dan banyak juga lelaki yang di tolak oleh dia. Namun entah kenapa hatiku bertolak belakang dengan pikiranku. Pikiranku mengatakan "Tidak usah mendekati wanita yang bernama winda" sedangkan hatiku mengatakan "Dekati saja Winda". Lalu Aku ikuti kata hatiku dan menghiraukan pikiranku.
Aku berusaha untuk mencoba kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Winda dengan cara membantunya …
Comments
Post a Comment