Aku Mencoba Berjuang Bersama Sebongkah Hatiku: Masa-Masa Indah Bersamanya

Satu minggu sudah Aku dan Karin saling akrab dan mengenal satu sama lainnya. Berbagai macam pembicaraan mulai dari yang serius sampai pembicaraan yang absurd kami bicarakan lewat messenger. Tak henti-hentinya Aku selalu tersenyum saat mendapat balasan messenger darinya. Semakin Aku merasa suka kepadanya. Sesekalinya Aku berpikir, "apakah dia merasakan hal yang sama seperti yang terjadi pada diriku ini?"

Tiba-tiba timbul di pikiranku untuk meminta nomor telpon kepadanya. Saat itulah juga aku memberanikan diri untuk meminta nomor telpon kepadanya, karena selama seminggu yang Aku lewati bersamanya belum sekalipun Aku menelpon Karin. Setelah Aku mendapatkan nomor telpon dia, secara reflek otakku bekerja dan memberikan perintah kepada tanganku untuk menghubungi Karin. Dengan rasa gugup Aku menghubungi Karin dan apa yang terjadi setelah itu? Ya sama seperti hal-nya di messenger, Aku dan Karin membicarakan hal-hal yang serius sampai hal-hal yang absurd tapi bedanya aku mendengarkan alunan lembut suaranya. Pertama kalinya aku mendengarkan suara Karin lewat telpon. Entah kenapa Aku gugup saat berbicara dengannya via telpon. Apa karena suara indahnya yang terdengar olehku lewat telpon atau hal-hal lain yang tak bisa kusebutkan? Hmm, aku tidak mau memikirkan hal itu dan mencoba menghilangkan rasa gugupku yang ada di dalam diriku.

Saat mengakhiri pembicaraan Aku dengan Karin via telpon, rasanya senang bercampur sedih. Senangnya aku bisa berbicara dengan Karin lewat telpon dan mendengarkan suara indahnya. Sedihnya saat aku sudah tidak berbicara langsung dan mendengarkan suara indah Karin lagi.

Tiga minggu berlalu, suasana akrab masih menyelimuti Aku dan Karin. Kemudian Aku berpikir lagi "Sudah tiga minggu Aku dan Karin diselimuti suasana akrab seperti ini, kenapa Aku tidak mengajaknya berpergian ke suatu tempat.. Pasti menyenangkan." Lalu Aku memberanikan diriku kembali untuk mengajak dia berpergian. Lewat messenger pun aku mengajak dia untuk berpergian ke suatu tempat. Betapa girangnya diriku saat dia menerima ajakanku untuk pergi ke suatu tempat.

Pada sabtu malam, Aku menjemputnya Karin di rumahnya. Aku pun mengajaknya ke sebuah restoran pinggir pantai. Sesampainya di sana, Aku mengajak Karin untuk makan malam. Tak terhindarkan suasana makan malam yang romantis pun tercipta di restoran itu. Tenang dan damai. Seusai makan malam di restoran itu, Aku mengajak Karin untuk berjalan malam di sekitar pinggir pantai. Masih dalam topik pembicaraan yang sama antara Aku dan Karin dari hal yang serius sampai hal yang absurd. Tawa dan canda menghangatkan suasana malam minggu yang dingin. Suhu udara sekitar pantai mulai menusuk tubuh kita berdua. Merasa Karin kedinginan, Aku pun memberikan dan memakaikan jaketku kepadanya untuk menghangatkan tubuhnya. Dia pun mengucapkan terima kasih dan melemparkan senyum kepadaku karena sudah meminjamkan jaketku kepadanya.

Jam 22.00 tergambar di jam tanganku. Aku pun mengantarkan Karin kerumahnya. Sesampainya di rumah Karin, dia pun mengucapkan terima kasih kepadaku karena sudah menemani dia di malam minggu dan sudah meminjamkan jaketku kepadanya guna untuk menghangatkan tubuhnya dari dinginnya udara sekitar pantai tadi. Setelah mengantarkan Karin pulang, Aku pun pulang ke rumah. Sungguh malam minggu yang indah kujalani bersama Karin.

Betapa senangnya Aku bisa mengenal Karin …

Comments

Popular posts from this blog

Day 23: Kesehatan Kaki di Waktu Weekend

Day 21: Modernitas Area Bermain Anak

Perjalanan 3 tahun