Skip to main content

30 Days of Productivity: Puasa dan Segala Godaannya

Day 5
Puasa dan Segala Godaannya

Sebelumnya, kami dari segenap admin akun Damaskecil mengucapkan selamat berpuasa bagi yang menunaikan.

Hari pertama puasa di Bandung yang ke-4 buat gue. Gak kerasa udah 4 tahun gue di Bandung dengan segala problematikanya. Mulai dari dunia perkuliahan sampai dunia percintaan yang membuat gue betah dengan suasana Bandung. Saking betahnya, tidak jarang teman-teman gue heran dan menanyakan pertanyaan template ke gue:

"Mas gak balik ke rumah?"

"Mas lebaran di Bandung?"

"Mas udah punya pacar?"

Lanjut ke cerita gue tentang Bandung dan suasana puasa. Gue adalah satu dari ribuan anak kos yang tersebar di penjuru Bandung yang menunggu momentum punya pacar bulan puasa di mana kesejahteraan anak kos terjamin dari sajian makanan sebelum berbuka di masjid-masjid. Jika dibandingkan presentase masjid dan mahasiswa kurang lebih seperti ini:

Jumlah Masjid di Bandung: 4509 (Data Desember 2011 Bidang PENAMAS)
Jumlah Mahasiswa di Bandung: 40198 (Data 2015 PDDIKTI)

Data tersebut membuktikan bahwa ada 9 anak kos yang hidupnya telah disejahterakan oleh 1 masjid. Sungguh nikmat yang tidak ternilai buat kami sebagai anak kos Bandung. Untung saja menunggu santapan berbuka bukan suatu tindak kriminal. Gak kebayang kalo hal tersebut terjadi, gue yakin 2/3 penghuni penjara di Bandung adalah anak kos dan gue adalah salah satu buronan kelas kakap. Soalnya gue tahun lalu mencatat ada 21 masjid yang gue kunjungi dengan mendapatkan jatah 34 varian makanan yang berbeda. Catatan yang fantastis.

*sisingkan lengan*

Untuk masalah produktivitas gue selain menjalankan sunah-sunah yang dianjurkan ketika bulan puasa (ehem), dulu sempet kepikiran untuk membuat satu ulasan tentang realita masyarakat ketika bulan puasa yang kaitannya dengan arsitektur. Misalnya dari segi tatanan PKL dadakan ketika jam-jam berbuka di jalan yang membuat mobilitas jalan raya menjadi padat atau pembagian takjil di masjid yang menurut gue kurang efektif (makanya gue bisa dapet jatah 2-3 makanan padahal udah ditentuin 1 orang 1 makanan). Dari sana sebenarnya secara tidak langsung dapat membentuk habit kita menjadi individu yang kurang baik di masyarakat. Untuk tahun ini gue coba untuk membahasnya dan menemukan solusinya yang gue akan sajikan lewat grafis.

Masalah hiburan di televisi selama bulan Ramadhan. Menurut gue, program acara televisi saat ini hampir 80% kurang mendidik. Pesan agama yang disampaikan pun cenderung sedikit dari porsi jam tayang suatu program. Malahan makna dari bulan Ramadhannya itu sendiri meleset dari penyampaian mereka dari suatu program. Memang dakwah agama tidak selalu disampaikan secara kaku, namun jika cara penyampaiannya malah terkesan kurang berkenan di salah satu pihak sampai ada yang menyakiti hati orang lain justru menurut gue bukannya simpatik yang didapat tetapi malah kritik dari masyarakat sehingga mereka menjadi pribadi yang judgemental (kaya gue). Makanya, gue cenderung menghindari program-program tersebut. Terakhir yang menurut gue program televisi Ramadhan yang bermanfaat adalah "Sahur Kita", "Lorong Waktu", "Kiamat Sudah Dekat", dan terakhir gue tonton 2014 adalah "Wara Wiri Edisi Ramadhan". Program-program acara tersebut adalah salah satu yang terbaik dari segi penyampaian pesan ramadhan. Dan gue berharap semoga program acara Ramadhan saat ini seperti mereka. Mungkin jika program-program tersebut memang tidak ada, gue akan coba membuatnya di media blog ini bersamaan dengan 30 hari produktivitasan gue.

Untuk desain yang gue buat hari ini, gue akan menceritakan tentang apa saja godaan yang bakal kita hadapi selama bulan puasa. Godaannya memang bisa berwujud apa saja mulai dari hal yang nyata maupun tidak nyata. Semua itu memang bersumber dari setan. Ada stereotype bilang "Setan-setan kalo lagi bulan puasa diiket". Namun nyatanya, fakta di lapangan mengatakan bahwa banyak dari masyarakat kita yang masih tergoda olehnya sehingga menganggu iman dari orang yang sedang menjalankan ibadah puasa. Sedikit asumsi dari gue mengacu ke statement stereotype kenapa setan bisa lepas dari ikatan ketika bulan puasa:

1. Setan itu seorang pesulap. Semacam Deddy Corbuzier atau Denny Darko. Makanya dia bisa lepasin dirinya dari ikatan tali.
2. Tali pengikatnya adalah tali kolor. Kolornya kolor bekas (soalnya rengang jadi gampang lepas).

Makanya di saat tali (kolor) itu sudah lepas dari setan, kita sebagai umat yang sedang menjalankan puasa sebenarnya bertugas melawan godaan tersebut. Caranya adalah dengan menguatkan iman kita. Banyak kegiatan yang dapat menguatkan iman kita, misalnya kita coba buat hari-hari kita seproduktif mungkin dengan menjalankan ibadah-ibadah sunah sesuai dengan anjuran-Nya. Tidak harus minum obat kuat karena obat kuat tidak menyebabkan efek samping tetapi efek ke depan. Lumayan lho ibadah-ibadah yang kita jalankan di bulan Ramadhan pahalanya akan dilipatgandakan oleh Tuhan. Gue pun juga melakukan hal-hal produktif semacam hal tersebut salah satunya dengan tulisan dan grafis yang gue bentuk ini. Menyampaikan pesan untuk mengajak ke seluruh pembaca buat melakukan hal-hal produktif agar terhindar dari godaan setan. Akhir kata gue ucapkan, ayo produktif agar setan menjadi pasif!

Sumber Gue Sendiri
Setannya Telah Mengalami Obesitas.

Comments

Popular posts from this blog

Perjalanan 3 tahun

*menghela nafas* Tahun 2013 menjadi tahun yang baik buat gue karena disitulah gue akhirnya menyelesaikan tingkat I di jurusan arsitektur di kampus gue. Dan di tahun ini juga, tahun ke tiga buat gue yang menjadi kesempatan terakhir gue untuk mengejar mimpi sebagai calon dokter dengan tes sbmptn (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) yang sebelumnya gue udah ikuti sebanyak dua kali. Ngomong-ngomong soal tes sbmptn ini, gue sendiri tahun ini gak terlalu ambisius buat ikut tesnya karena disibukkan oleh jadwal-jadwal perkuliahan yang padat seperti payudara sapi di masa-masa suburnya dan kegiatan-kegiatan kampus lainnya yang membuat gue tidak bisa meluangkan waktu untuk belajar sbmptn ( alasan, padahal sih males aja lo mas ). Emang sih gue masih ngebet buat masuk kedokteran, tapi kalo dipikir-pikir usaha gue gak sebanding dari apa yang gue mau. Jomplang. Maka dari itu gue udah merasa pesimis duluan buat tes sbmptn tahun ini karena gue yakin semakin tahun tes seleksi masuk pergu

Review Buku "SKRIPSHIT"

Halo semuaaaaa.... *geber-geber motor di blog* Untuk postingan kali ini gue bakalan review tentang buku salah satu idola gue @shitlicious tentang "SKRIPSHIT" SKRIPSHIT gambar dari sini Berbeda dengan buku2 sebelumnya yang gue beli berjudul "Shitlicious" dan "Gado-Gado Kualat", buku bang Alit ini memberikan sesuatu yang berbeda.. #TEEEETT *mengulang "kata berbeda"* poin -10 Oke pokus pake "P", kalo pake "F" jadi pokuf ... *di lempar toga* Bagi yang gak tau buku "Shitlicious" dan "Gado-Gado Kualat" berikut kilasan cover depannya..  Shitlicious Gambar dari sini    Gado-Gado Kualat Gambar dari sini Buku SKRIPSHIT ini memberikan sesuatu yang berbeda dari buku-buku sebelumnya, dari segi kata, bahasa, cerita, maupun cover. Sebelumnya gue mau jelasin tentang kekurangan-kekurangan pada buku-buku dia sebelumnya: Pada buku pertama yang dia lahirkan secara normal, kekuranga

Day 23: Kesehatan Kaki di Waktu Weekend

Day 23 Rekam Jejak Kaki dan Aktivitas Pribadi Awal Bulan Juni kemarin gue bersama istri gue... *cailah sekarang udah punya istri, biasanya ceritanya gak jauh dari gebetan, mantan gebetan, dan pacar khayalan*  *ehem* ...oke lanjut. Gue sama istri gue punya wacana untuk liburan ke luar kota. Kita sepakat mencari suasana baru untuk menikmati  weekend  yang biasanya kita habiskan hanya di apartemen tempat tinggal kita. Hal yang gue dan istri mesti sepakati adalah suasana hotel yang tidak seperti apartemen kita yang mana mempunyai tipikal kamar studio XXI , fasilitas kolam renang, dan akses vertikal berupa lift. Buat apa gue dan istri gue ke luar kota, kalo suasananya sama dengan apartemen tempat tinggal kita? Pencarian destinasi wisata yang terjangkau oleh  budget  liburan   kita adalah Anyer, Bandung, dan Pulau Seribu. Dengan segala pertimbangan sampai melibatkan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi (woilah segitunya), akhirnya kita memilih Bandung karena daerahnya gue cukup hafal dan c