Skip to main content

30 Days of Productivity: Impian vs Kenyataan


Sumber: Path Temen Gue
Harapan Tipikal Dari Semua Orang Pada Awal Bulan

Berawal dari kegelisahan gue saat berpikir "Anjir gue gini-gini aja hidup pas cuti kuliah, waktu lowong banyak tapi gak menghasilkan sesuatu. Duit kek, keturunan kek, apa aja kagak ada nyet!". The piece of shit of mine I think.

Banyak waktu-waktu yang gue habiskan cuman buat:
1. Nge-game Dota
2. Tidur
3. Makan
4. Ngeliatin mbak-mbak nguap di jalan
5. Ulangi aktivitas pertama

Produktif bukan?

Keadaan ini diperburuk dengan kesedihan gue saat melihat mayoritas teman-teman angkatan gue di jurusan arsitektur kampus gue sudah tinggal selangkah lagi untuk menuju puncak kebahagiaan orang tua dalam pendidikan anaknya di perguruan tinggi yaitu lulus kuliah. Gue melihat kesibukan mereka mempersiapkan sidang akhir untuk keesokan harinya di sosial media path, persis kaya ibu-ibu lagi persiapan acara pengajian mingguan. Dipikir-pikir gue technically telat 5,5 tahun dalam mengemban pendidikan normal sampai perguruan tinggi gue yang harusnya untuk angkatan yang gue alamin (gue lulus SMA tahun 2011) gue udah bisa lulus di tahun kemarin.

Sumber Path Temen Gue
Persiapan Maket Buat Sidang Akhir.
Sumber Path Temen Gue
Kaya Pameran Real Estate, Banyak Maketnya.
Sebenarnya, gue udah melihat kesibukan teman-teman gue yang sedang menjalani Tugas Akhir selama 6 bulan kebelakang. Gue menyesal kepada diri sendiri karena tidak mengambil kesempatan untuk menjalani Tugas Akhir di semester ini. Memang ada beberapa sebab kenapa gue gak mengambil Tugas Akhir pada semester ini, yang jelas dibalik penyesalan dan kesedihan ini, gue turut bahagia karena mayoritas teman-teman gue yang mengambil Tugas Akhir ini lancar sampai sidang akhir.

Dari sanalah gue coba menghibur diri sendiri dengan merubah jenis kelamin kebiasaan gue untuk menghabiskan waktu dengan hal-hal berguna seperti berkarya. Itu semua baru gue "sadarin banget" hari ini. Sadarin banget di sini gue kutip karena selama ini sebenarnya gue udah sadar dengan keadaan gue yang tidak produktif (dan kurang rupawan ini), tetapi gue tidak langsung merubah keadaan gue dengan take action untuk mengatasi problematika tersebut. Semuanya hanya menggantung 5 cm di atas pikiran gue dan terus membayangi bak naruto yang sedang bertarung dengan sasuke dengan teknik jurus 1000 bayangan. Bayangan masa lalu bersama mantan. Sangat disayangkan, ketika lo punya kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai, lo tanggalkan aja kemampuan itu di dalam lemari pikiran lo tanpa mau untuk memakai kemampuan tersebut untuk menunjukan siapa diri lo. Bukan dalam konteks sombong, tetapi ditujukan kepada karakter diri lo saat di dalam lingkungan bermasyarakat. Bagaimana cara lo untuk berkehidupan sosial dengan cara lo sendiri lewat karya yang lo buat semasa hidup lo.

Berkarya kaya gimana mas? Yang pake baju hitam-hitam terus sambil nangis?

Bukan! Itu namanya berkabung. Berkarya maksud gue ini menghasilkan sesuatu yang bisa aja karya tersebut bisa membuat orang menjadi terinspirasi untuk melakukan gerakan yang sama ataupun sekedar ingin mengetahui nilai apa yang dihasilkan orang tersebut dari sebuah hal baik benda nyata atau tidak nyata. Pada karya yang akan gue hasilkan ini gue menamakan project #30DaysOfProductivity

Sumber Gambar Dari Sini
Ilustrasi Tentang 1 Hari 1 Karya Dari Austin Kleon di Buku "Show Your Work"
Buat gue sendiri, karya yang akan gue hasilkan pada sebuah project ini adalah sebuah cerita yang disajikan dalam bentuk ilustrasi berupa desain grafis ataupun fotografi. Untuk waktu yang gue jalanin, gue coba menantang diri gue sendiri agar menghasilkan satu karya di setiap harinya selama bulan ini. Selain terinspirasi dari ilustrasi di buku Austin Kleon, gue juga tergerak untuk melakukan project ini karena sebuah kerjaan yang gue dapatkan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Saat bulan Mei, gue kebetulan mendapatkan kesempatan buat ikut menjadi bagian dari sebuah gerakan dari Depdikbud untuk perayaan bulan pendidikan dan kebudayaan nasional. Gue mendapatkan jobdesc sebagai tim grafis desain. Di sana gue ditugaskan untuk membuat desain grafis di setiap minggunya dengan tema yang berbeda-beda. Untung aja cuman buat desain grafis bukan anak buaya.

*kemudian dilempar ke kandang buaya*

Awalnya berat untuk menjalankan tugas ini karena setiap minggunya diharuskan minimal membuat tiga alternatif grafis untuk menceritakan tema yang telah ditentukan. Berkat kegigihan gue dalam mengejar kecengan gue, Alhamdulillah gue bisa membuat 11 desain grafis dari tugas yang telah ditentukan. Coba aja hal ini gue terapkan pada kecengan gue. Bukan, bukan buat anak, maksudnya kegigihan gue dalam menjalankan tugas, niscaya gue bisa menjadikan kecengan gue buat jadi pacar gue.*

*ketampanan adalah hal yang sangat berpengaruh dalam kondisi tersebut.

Buat yang mau lihat apa yang gue kerjakan bisa dilihat di sini. Gue dari sana berpikir, satu bulan aja gue bisa menghasilkan 11 karya grafis, kenapa gak gue coba bulan depan untuk menantang diri gue sendiri bikin satu hari satu karya seperti apa yang Austin Kleon sampaikann dalam buku "Show Your Work?" Lumayan nambah-nambah karya dan kali aja bisa jadi viral kalo misalnya gue bikin sebuah karya yang mengandung pesan yang baik untuk semua orang.

Bagi yang ingin mengikuti project ini dipersilahkan kepada siapa saja. Dengan project ini, gue mencoba untuk mengajak kepada diri sendiri dan semua orang buat menjadi individu yang produktif dan aktif dalam mengasah ilmunya dari segi apapun. Tunggu apalagi, ayo berkarya agar diri kita semakin kaya! #30DaysOfProductivity

---

Day 1
Impian vs Kenyataan

Sedikit membuka luka lama tentang ujian masuk perguruan tinggi negeri yang diadakan oleh negara di mana hari ini adalah hari terakhir diselenggarakannya ujian tersebut. Sekarang namanya SBMPTN (Saringan Bersama Masuk Perguruan Tinggi). Pas zaman gue disebutnya SNMPTN (Saringan Nasional Masuk Perguruan Tinggi). Pas zaman kakak gue disebutnya SPMB (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru). Pas manisnya terus anget disebutnya STMJ (Susu Telor Madu Jahe). Sungguh rupa-rupa perkembangan zaman untuk menerima mahasiswa baru perguruan tinggi negeri lewat ujian yang diadakan negara. Tes tersebut sudah dilaksanakan dari hari kemarin sampai hari ini. Gue sendiri gak tau sistemnya SBMPTN sekarang gimana, entah sekarang nilai rapor berpengaruh ataupun harus ganteng/cantik. Jika syarat yang terakhir diberlakukan, niscaya saat menginput data awal untuk pendaftaran gue sudah gugur. Kalo mau liat cerita lengkapnya tentang perjalanan gue di mengejar mimpi gue masuk kedokteran bisa baca di sini.

Gue sendiri tes PTN lewat tes yang diadakan negara sampai tiga kali. Tapi sayang aja tes sebanyak itu gak dapet payung cantik kaya undian-undian berhadiah yang kalo coba tiga kali gak dapat-dapat hadiah utama biasanya dikasih hadiah hiburan berupa payung ataupun piring. Kalo gue ada duit lebih, gue pengen tes lagi ujian tersebut karena gue penasaran sama tesnya. Masa sih gue yang memiliki kemampuan menelan panadol tanpa air ini gak bisa keterima perguruan tinggi negeri lewat ujian negara, Atau mungkin aja memang ada persyaratan terselubung tentang ketampanan yang membuat gue gugur di tahap tes saringan masuk perguruan tinggi yang diadakan negara ini. Gak ada yang tau.

Dari luka tersebut, gue membuat sebuah ilustrasi flat design yang gue dedikasikan kepada semua orang yang mempunyai dan nasib (dan juga rupawan) seperti gue agar bisa terus mengejar mimpi sebagai dokter di bidang lain. Kalo buat gue sendiri, gue pada akhirnya bisa tetap menggapai cita-cita gue untuk membantu orang banyak. Walaupun gue gak bisa membantu orang lewat bidang kedokteran, gue bisa membantu menyediakan wadah kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan medis.

Sumber Gue Sendiri
Sebuah Bangunan Rumah Sakit. Sempet Mikir Gak Sih "Masa Sih Rumah Bisa Sakit?"




Comments

Popular posts from this blog

Perjalanan 3 tahun

*menghela nafas* Tahun 2013 menjadi tahun yang baik buat gue karena disitulah gue akhirnya menyelesaikan tingkat I di jurusan arsitektur di kampus gue. Dan di tahun ini juga, tahun ke tiga buat gue yang menjadi kesempatan terakhir gue untuk mengejar mimpi sebagai calon dokter dengan tes sbmptn (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) yang sebelumnya gue udah ikuti sebanyak dua kali. Ngomong-ngomong soal tes sbmptn ini, gue sendiri tahun ini gak terlalu ambisius buat ikut tesnya karena disibukkan oleh jadwal-jadwal perkuliahan yang padat seperti payudara sapi di masa-masa suburnya dan kegiatan-kegiatan kampus lainnya yang membuat gue tidak bisa meluangkan waktu untuk belajar sbmptn ( alasan, padahal sih males aja lo mas ). Emang sih gue masih ngebet buat masuk kedokteran, tapi kalo dipikir-pikir usaha gue gak sebanding dari apa yang gue mau. Jomplang. Maka dari itu gue udah merasa pesimis duluan buat tes sbmptn tahun ini karena gue yakin semakin tahun tes seleksi masuk pergu

Review Buku "SKRIPSHIT"

Halo semuaaaaa.... *geber-geber motor di blog* Untuk postingan kali ini gue bakalan review tentang buku salah satu idola gue @shitlicious tentang "SKRIPSHIT" SKRIPSHIT gambar dari sini Berbeda dengan buku2 sebelumnya yang gue beli berjudul "Shitlicious" dan "Gado-Gado Kualat", buku bang Alit ini memberikan sesuatu yang berbeda.. #TEEEETT *mengulang "kata berbeda"* poin -10 Oke pokus pake "P", kalo pake "F" jadi pokuf ... *di lempar toga* Bagi yang gak tau buku "Shitlicious" dan "Gado-Gado Kualat" berikut kilasan cover depannya..  Shitlicious Gambar dari sini    Gado-Gado Kualat Gambar dari sini Buku SKRIPSHIT ini memberikan sesuatu yang berbeda dari buku-buku sebelumnya, dari segi kata, bahasa, cerita, maupun cover. Sebelumnya gue mau jelasin tentang kekurangan-kekurangan pada buku-buku dia sebelumnya: Pada buku pertama yang dia lahirkan secara normal, kekuranga

Day 23: Kesehatan Kaki di Waktu Weekend

Day 23 Rekam Jejak Kaki dan Aktivitas Pribadi Awal Bulan Juni kemarin gue bersama istri gue... *cailah sekarang udah punya istri, biasanya ceritanya gak jauh dari gebetan, mantan gebetan, dan pacar khayalan*  *ehem* ...oke lanjut. Gue sama istri gue punya wacana untuk liburan ke luar kota. Kita sepakat mencari suasana baru untuk menikmati  weekend  yang biasanya kita habiskan hanya di apartemen tempat tinggal kita. Hal yang gue dan istri mesti sepakati adalah suasana hotel yang tidak seperti apartemen kita yang mana mempunyai tipikal kamar studio XXI , fasilitas kolam renang, dan akses vertikal berupa lift. Buat apa gue dan istri gue ke luar kota, kalo suasananya sama dengan apartemen tempat tinggal kita? Pencarian destinasi wisata yang terjangkau oleh  budget  liburan   kita adalah Anyer, Bandung, dan Pulau Seribu. Dengan segala pertimbangan sampai melibatkan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi (woilah segitunya), akhirnya kita memilih Bandung karena daerahnya gue cukup hafal dan c