Skip to main content

30 Days of Productivity: Inovasi Dari Lemari

Day 21
Inovasi Dari Lemari

Berlanjut dari sebuah inovasi yang gue tawarkan di postingan sebelumnya. Kali ini gue akan coba menceritakan kembali apa yang ada di pikiran gue tentang inovasi dari sebuah lemari.
Berawal dari kegelisahan gue karena banyak barang-barang yang menumpuk di kosan gue. Baju, buku, pahala, dan barang-barang yang mengisi di setiap sudut ruang kosan. Cukup ramai dan padat seperti jalur pantura ketika masa-masa mudik. Kepadatan tersebut juga yang membuat gue berasumsi karena ruang yang kurang memadai ketika ukuran barang-barang pribadi gue cukup besar sehingga kamar terlihat penuh. Di sini gue coba memikirkan bagaimana caranya gue bisa mendapatkan ruang yang ideal dengan membuat ruang penyimpanan yang fleksibel dan dapat menampung barang-barang pribadi gue dari keterbatasan ruang yang ada. Gue coba mengembangkan sebuah prototype lemari fleksibel yang dapat berubah fungsi sewaktu-waktu. Lemari ini bisa dilipat, digulung, ataupun digantung sesuai dengan kebutuhan. Dengan bentuk ruang penyimpanan seperti koper, lemari fleksibel ini hanya membutuhkan space sebesar koper-koper yang biasa dipakai ketika berpergian. Ketika koper itu dibuka, di dalamnya terdapat seuntai sambungan yang dapat digantungkan ataupun diberdirikan dengan menggunakan tiang penyangga untuk menyimpan barang-barang sesuai kebutuhan. Lemari tersebut berbahan kulit dengan pertimbangan bahan kulit yang mudah untuk dibersihkan. Semoga saja kedepannya gue buat dalam bentuk 3D agar dapat dilihat secara fisik untuk pengembangan ke dalam tahap prototype.

Sumber Gue Sendiri
Apa Inovasimu Dari Sebuah Lemari?

Comments

Popular posts from this blog

Perjalanan 3 tahun

*menghela nafas* Tahun 2013 menjadi tahun yang baik buat gue karena disitulah gue akhirnya menyelesaikan tingkat I di jurusan arsitektur di kampus gue. Dan di tahun ini juga, tahun ke tiga buat gue yang menjadi kesempatan terakhir gue untuk mengejar mimpi sebagai calon dokter dengan tes sbmptn (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) yang sebelumnya gue udah ikuti sebanyak dua kali. Ngomong-ngomong soal tes sbmptn ini, gue sendiri tahun ini gak terlalu ambisius buat ikut tesnya karena disibukkan oleh jadwal-jadwal perkuliahan yang padat seperti payudara sapi di masa-masa suburnya dan kegiatan-kegiatan kampus lainnya yang membuat gue tidak bisa meluangkan waktu untuk belajar sbmptn ( alasan, padahal sih males aja lo mas ). Emang sih gue masih ngebet buat masuk kedokteran, tapi kalo dipikir-pikir usaha gue gak sebanding dari apa yang gue mau. Jomplang. Maka dari itu gue udah merasa pesimis duluan buat tes sbmptn tahun ini karena gue yakin semakin tahun tes seleksi masuk pergu

Review Buku "SKRIPSHIT"

Halo semuaaaaa.... *geber-geber motor di blog* Untuk postingan kali ini gue bakalan review tentang buku salah satu idola gue @shitlicious tentang "SKRIPSHIT" SKRIPSHIT gambar dari sini Berbeda dengan buku2 sebelumnya yang gue beli berjudul "Shitlicious" dan "Gado-Gado Kualat", buku bang Alit ini memberikan sesuatu yang berbeda.. #TEEEETT *mengulang "kata berbeda"* poin -10 Oke pokus pake "P", kalo pake "F" jadi pokuf ... *di lempar toga* Bagi yang gak tau buku "Shitlicious" dan "Gado-Gado Kualat" berikut kilasan cover depannya..  Shitlicious Gambar dari sini    Gado-Gado Kualat Gambar dari sini Buku SKRIPSHIT ini memberikan sesuatu yang berbeda dari buku-buku sebelumnya, dari segi kata, bahasa, cerita, maupun cover. Sebelumnya gue mau jelasin tentang kekurangan-kekurangan pada buku-buku dia sebelumnya: Pada buku pertama yang dia lahirkan secara normal, kekuranga

Day 23: Kesehatan Kaki di Waktu Weekend

Day 23 Rekam Jejak Kaki dan Aktivitas Pribadi Awal Bulan Juni kemarin gue bersama istri gue... *cailah sekarang udah punya istri, biasanya ceritanya gak jauh dari gebetan, mantan gebetan, dan pacar khayalan*  *ehem* ...oke lanjut. Gue sama istri gue punya wacana untuk liburan ke luar kota. Kita sepakat mencari suasana baru untuk menikmati  weekend  yang biasanya kita habiskan hanya di apartemen tempat tinggal kita. Hal yang gue dan istri mesti sepakati adalah suasana hotel yang tidak seperti apartemen kita yang mana mempunyai tipikal kamar studio XXI , fasilitas kolam renang, dan akses vertikal berupa lift. Buat apa gue dan istri gue ke luar kota, kalo suasananya sama dengan apartemen tempat tinggal kita? Pencarian destinasi wisata yang terjangkau oleh  budget  liburan   kita adalah Anyer, Bandung, dan Pulau Seribu. Dengan segala pertimbangan sampai melibatkan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi (woilah segitunya), akhirnya kita memilih Bandung karena daerahnya gue cukup hafal dan c