Skip to main content

30 Days of Productivity: Ke Dokter Gigi

Day 19
Ke Dokter Gigi

Seumur hidup gue belum pernah ke dokter gigi. Sama sekali. Buat kontrol gigi kek atau mampir buat sekedar bersih-bersih ruang tunggu aja belum pernah (ngapain juga nyet!). Tapi, kalo ngeceng dokter gigi pernah. Terkagum dengan dokter gigi cewe yang mayoritas manis kek kolak pisang di pinggir jalan. Bahkan pas ngobrol pun juga kerasa banget ademnya kek ubin masjid salman ITB.

Ngomongin soal dokter gigi. Pengalaman pertama gue bertemu dengan dokter gigi saat ada penyuluhan dari mahasiswa dokter gigi Trisakti waktu SD. Dulu gue disuruh sikat gigi di lapangan sekolah untuk mempraktekan apa yang sudah diajari oleh mbak-mbak calon dokter gigi yang lucu-lucu. Tanpa basa-basi (dan juga tersihir oleh kecantikan calon dokter gigi tersebut) gue pergi ke lapangan sekolah tempat disediakannya pancuran untuk praktek sikat gigi. Awalnya gue menikmati kegiatan sikat gigi ini karena gue rasa baik untuk kesehatan mulut. Setelah gue beranjak remaja, kebiasaan menikmati menyikat gigi tidak lagi gue rasakan karena kesibukan gue yang cukup padat sampai pernah gue gak sikat gigi 5 hari. Akibat gak sikat gigi 5 hari, gigi gue nyut-nyutan gak karuan. Mengeluh kesakitan beberapa hari di rumah sampai nyokap gue menyarankan untuk menghantamkan mulut gue ke permukaan aspal untuk mengatasi rasa sakit gue. Setelah pengalaman cukup menyakitkan akibat tidak sikat gigi 5 hari, gue coba untuk menikmati kebiasaan sikat gigi seperti waktu SD. Entah kenapa semenjak SMA setiap gue sikat gigi, gusi gue selalu mengalami pendarahan yang cukup hebat. Awalnya gue kira menstruasi dapat terjadi pada gigi. Cuman pemikiran dangkal tersebut tertepis dengan logika sains gue ketika gue menyadari bahwa cara menyikat gigi gue seperti menyikat kotoran yang ada di lantai wc. Cukup kasar untuk dipraktekan. Walaupun gue sudah melihat tutorial di Youtube bagaimana cara menyikat gigi yang benar, gue masih aja menyikat dengan cara yang menyebabkan gusi gue berdarah. Mungkin gue harus meminta pertolongan kepada dokter gigi muda perempuan untuk mengajari gue secara langsung bagaimana cara menyikat gigi yang benar.

*dilempar tang pencabut gigi*

Saat ini, gue menyadari betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kerapihan gigi. Gue melihat banyak model-model iklan yang pertama kali gue perhatikan itu giginya. Dengan kebersihan dan kerapihan yang cukup menawan, rasanya ingin membersihkan dan merawat gigi-gigi gue. Untuk kebersihan gigi gue sendiri kalo dilihat terasa kurang terawat. Maka dari itu, gue coba mengajak ke diri gue dan pembaca untuk jagalah kebersihan gigi kalian karena senyum sambil menunjukan kebersihan gigi itu dapat menambah kepercayaan diri kita sebagai personal yang menawan untuk dilihat. Gak percaya? Coba aja lo benturin mulut lo ke aspal sampe ada gigi lo yang berlubang/copot. Dari sana lo coba senyum dengan menunjukan gigi yang berlubang/copot. Adakah orang yang tertarik dengan penampilan lo? Paling-paling orang bakal benturin kepala lo ke aspal.

Sumber Gue Sendiri
Sudahkah Anda Menyikat Gigi Hari Ini

Comments

Popular posts from this blog

Perjalanan 3 tahun

*menghela nafas* Tahun 2013 menjadi tahun yang baik buat gue karena disitulah gue akhirnya menyelesaikan tingkat I di jurusan arsitektur di kampus gue. Dan di tahun ini juga, tahun ke tiga buat gue yang menjadi kesempatan terakhir gue untuk mengejar mimpi sebagai calon dokter dengan tes sbmptn (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) yang sebelumnya gue udah ikuti sebanyak dua kali. Ngomong-ngomong soal tes sbmptn ini, gue sendiri tahun ini gak terlalu ambisius buat ikut tesnya karena disibukkan oleh jadwal-jadwal perkuliahan yang padat seperti payudara sapi di masa-masa suburnya dan kegiatan-kegiatan kampus lainnya yang membuat gue tidak bisa meluangkan waktu untuk belajar sbmptn ( alasan, padahal sih males aja lo mas ). Emang sih gue masih ngebet buat masuk kedokteran, tapi kalo dipikir-pikir usaha gue gak sebanding dari apa yang gue mau. Jomplang. Maka dari itu gue udah merasa pesimis duluan buat tes sbmptn tahun ini karena gue yakin semakin tahun tes seleksi masuk pergu

Review Buku "SKRIPSHIT"

Halo semuaaaaa.... *geber-geber motor di blog* Untuk postingan kali ini gue bakalan review tentang buku salah satu idola gue @shitlicious tentang "SKRIPSHIT" SKRIPSHIT gambar dari sini Berbeda dengan buku2 sebelumnya yang gue beli berjudul "Shitlicious" dan "Gado-Gado Kualat", buku bang Alit ini memberikan sesuatu yang berbeda.. #TEEEETT *mengulang "kata berbeda"* poin -10 Oke pokus pake "P", kalo pake "F" jadi pokuf ... *di lempar toga* Bagi yang gak tau buku "Shitlicious" dan "Gado-Gado Kualat" berikut kilasan cover depannya..  Shitlicious Gambar dari sini    Gado-Gado Kualat Gambar dari sini Buku SKRIPSHIT ini memberikan sesuatu yang berbeda dari buku-buku sebelumnya, dari segi kata, bahasa, cerita, maupun cover. Sebelumnya gue mau jelasin tentang kekurangan-kekurangan pada buku-buku dia sebelumnya: Pada buku pertama yang dia lahirkan secara normal, kekuranga

Day 23: Kesehatan Kaki di Waktu Weekend

Day 23 Rekam Jejak Kaki dan Aktivitas Pribadi Awal Bulan Juni kemarin gue bersama istri gue... *cailah sekarang udah punya istri, biasanya ceritanya gak jauh dari gebetan, mantan gebetan, dan pacar khayalan*  *ehem* ...oke lanjut. Gue sama istri gue punya wacana untuk liburan ke luar kota. Kita sepakat mencari suasana baru untuk menikmati  weekend  yang biasanya kita habiskan hanya di apartemen tempat tinggal kita. Hal yang gue dan istri mesti sepakati adalah suasana hotel yang tidak seperti apartemen kita yang mana mempunyai tipikal kamar studio XXI , fasilitas kolam renang, dan akses vertikal berupa lift. Buat apa gue dan istri gue ke luar kota, kalo suasananya sama dengan apartemen tempat tinggal kita? Pencarian destinasi wisata yang terjangkau oleh  budget  liburan   kita adalah Anyer, Bandung, dan Pulau Seribu. Dengan segala pertimbangan sampai melibatkan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi (woilah segitunya), akhirnya kita memilih Bandung karena daerahnya gue cukup hafal dan c