30 Days of Productivity: Halo! Selamat Pagi Kamu Yang Ada Di Sana

Day 12
Halo! Selamat Pagi Kamu Yang Ada Di Sana

Gue berharap judul tulisan tadi bisa gue ucapkan kepada kecengan gue pagi ini, tapi apa daya keberanian gue masih sekecil butir nutrisari jadinya sapaan tersebut gue jadikan judul tulisan ini. Banyak sapaan-sapaan halo yang gue dengar dan gue pakai sehari-hari jika ketemu dengan seseorang seperti:

"Halo!"
Biasanya setiap gue berpapasan sama orang saat olahraga lari pagi/sore di jalan raya gue nyapa mereka.

"Hello!"
Biasanya gue pake sapaan ini kalo ketemu orang asing.

"Ni Hao!"
Kalo gue nonton channel mandarin, gue suka nemu sapaan ini sama news anchor di siaran berita.

"Eh anying!"
Kalo gue nyapa ke temen gue di kampus.

Dan masih banyak jenisnya sapaan-sapaan yang gue dengar dan gue ucapkan. Sapaan "halo" merupakan sapaan sederhana ketika kita bertemu dengan seseorang mau teman, sahabat, kecengan, atau siapa aja. Kata "halo" pertama kali diucapkan oleh Thomas Alva Edison saat menyarakan untuk memakai kata "halo" sebagai pengawal kata percakapan telpon karena mudah dengar kepada rekannya David, pimpinan perusahaan Telpon dan Telegraf Amerika Serikat di Pittsburg. Untungnya Thomas Alva Edison lagi gak baper saat itu. Kalo aja dia baper pasti kata-kata yang terucap adalah "udah cukup sampai sini aja!" atau "ada yang aku mau omongin".

Untuk kebiasaan mengucapkan "halo", gue gak selalu pakai saat percakapan telpon, misalnya saat gue olahraga pagi mengitari jalan raya di dekat kosan gue. Gue selalu mengucapkan kata "halo, selamat pagi Pak/Bu" setiap gue berpapasan sama orang. Banyak respon yang membuat gue menggelitik. Ada yang menyapa balik, membalas dengan senyuman, menatap sinis, atau merasa aneh ketika gue mengucapkan kata sapaan tersebut. Kebiasaan tersebut gue lakukan karena cerita om gue yang lama tinggal di Amerika bercerita tentang kebiasaan yang beliau lakukan selama di Amerika dibawa ke Indonesia. Beliau suka menyapa orang-orang di sekitar rumah dia setiap kali berpapasan dengan mereka. Kalo di Amerika sapaan tersebut dipercaya dapat menjadi booster hari-hari mereka, di Indonesia sapaan tersebut malah terlihat aneh. Makanya terkadang, jika om gue menyapa seseorang yang belum dikenalnya, pernah, ataubiasa disapa olehnya, orang tersebut merasa terancam karena takut dipalak atau diculik. Maklum badannya besar. Kata om gue menyapa orang-orang di sekitar kita baik yang dikenal maupun belum adalah hal dasar untuk membangun sebuah karakter di kepribadian kita. Malahan saat menyapa orang-orang di sekitar kita itu dapat menambah happiness di dalam diri kita. Gue udah membuktikannya kok. Setiap gue lari olahraga pagi/sore, gue selalu menyapa orang-orang yang berpapasan sama gue. Entah kenapa di sana gue merasa semakin semangat dan melupakan rasa capek gue ketika lari.

Jika ingin dikenal baik dengan seseorang yang belum dikenal sapalah mereka, gak usah takut sama respon yang ditunjukan sama mereka. Gue yakin kok hanya 3 dari 10 orang merasa saat disapa orang asing dirinya merasa terancam. Ayo, mulai dari sekarang sapalah orang-orang di sekitar kalian baik yang dikenal maupun belum dikenal. Tumbuhkan kebahagiaan dari diri kalian sendiri dengan memberikan sapaan kepada orang lain. Jangan lupa juga ucapkan "Halo! Selamat pagi kamu yang ada di sana" kepada keluarga, pacar, ataupun kecengan. Jangan kek gue cuman dijadiin judul tulisan blog doang.

#HuFtB4n6eD

Sumber Gue Sendiri
Sudahkah Anda Menyapa Orang-Orang di Sekitar Anda?

Comments

Popular posts from this blog

Day 23: Kesehatan Kaki di Waktu Weekend

Day 21: Modernitas Area Bermain Anak

Perjalanan 3 tahun