30 Days of Productivity: Tebakan Mobil

Day 9
Tebakan Mobil

Seminggu sudah gue melewati masa-masa "produktif" gue di bulan ini dan seminggu sudah gue molor dari bulan-bulan produktif ini dengan suksesnya. Masih ada waktu 2 minggu lagi sebelum bulan ini berakhir untuk membayar semua janji yang gue sebutkan di awal project ini. Doakan ya guys!

*lanjut main dota* *digebukin*

Seberapa sering kita mendengar tebak-tebakan garing mengenai mobil seumur hidup kita seperti:

Mobil apa yang nyakitin?
Mobilang sayang tapi udah ada yang punya.

Mobil apa yang gede?
Mobilang truk aja deh.
Salah, yang bener mobil batman.

Gue sering mendengar tebakan garing itu semenjak SD sampai itu semua mempengaruhi kepribadian gue yang jayus dan garing sehingga tidak ada pacar yang menemani di sisi gue (gak ada hubungannya nyet!). Tidak ada yang spesial dari tebak-tebakan mobil tersebut, malahan tingkat intelejensia kita turun secara drastis karena tidak adanya inovasi yang mendidik dari tebak-tebakan tersebut. Makanya gue gak bisa meraih cita-cita gue untuk masuk kedokteran karena IQ (dan tampang) yang tidak memenuhi standar.

Bahasan kali ini sebenarnya lanjutan dari tulisan gue sebelumnya adalah mengenai transportasi. Akhir-akhir ini gue tertarik dengan kepadatan kota Bandung. Selain dengan kedatangan gue ke Bandung yang meningkatkan populasi jomblo di perkotaan, mobilitas dari transportasi bermotor ikut serta dalam perayaan memadati kota ini. Aktivitas yang dibangun di Bandung cukup beragam sehingga mempengaruhi tingkat emosional seseorang. Namun, dengan kepadatan yang dialami kota Bandung, kota ini malah menyandang menjadi salah satu kota yang tingkat happiness-nya terbesar di Indonesia karena kenyamanan yang ditawarkan di Bandung sangat menjanjikan. Makanya untuk menjaga agar kota Bandung menjadi tetap nyaman dari segi infrastruktur, Pemkot Bandung membangun sarana untuk mengurangi kemacetan dengan pembangunan flyover di titik-titik kemacetan di kota ini. Satu percontohan pada proyek pembangunan flyover ini adalah di persimpangan Antapani - Kiaracondong.

Sumber di sini
Perencanaan Pembangunan Flyover Antapani-Kiaracondong di Bandung

Sumber di sini
Ilustrasi Pembangunan Flyover.
Proyek ini menjadi pembuktian di mana pembangunan tersebut secara waktu, biaya, mutu, dan kualitas bisa terjamin dan akan menjadi pelopor penghubung transportasi dari daerah kabupaten ke daerah perkotaan. Dengar kabar juga, jika ini berhasil bertahan dan kualitasnya terjaga, proyek pembangunan ini akan dikembangkan untuk moda transportasi kereta api karena dari segi struktur dan efisiensi pembangunan cukup terjamin kualitasnya. Buat gue sendiri pembangunan flyover ini membuktikan bahwa tumpukan kendaraan akan semakin banyak ketika musim penghujan nanti dan semakin banyak pemuda menyalahgunakan jembatan tersebut untuk pacaran.

Sumber di sini
Buat Neduh Soalnya.
Sumber di sini
Terkadang di Salah Gunakan Juga Untuk Pacaran
Semoga saja pembangunannya lancar dan dapat meminimalisir titik kemacetan di daerah tersebut. Tinggal pekerjaan rumah terbesar Pemerintah Kota Bandung adalah memberantas habis jomblo-jomblo di kota Bandung. Amin,

Kembali ke fokus permasalahan yang akan gue bahas mengenai transportasi mobil. Sebenarnya mobil adalah salah satu inovasi yang mutakhir. Kenapa gue bisa bilang begitu? Padahal secara emisi, dia merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar di bumi ini. Kalo lo selidiki tentang bagaimana proses pembuatan mobil dari awal sampai akhir, ada sekitar 30.000 komponen dan 900 meter kabel listrik dan semuanya dapat di daur ulang. Buktinya, salah satu arsitek favorit gue Yu Sing membuat fasad bangunannya dari kaca mobil.

Sumber di sini
Bagian Transparan Tersebut Dari Kaca Mobil
Itu seorang Yu Sing sebagai arsitek profesional yang inovatif. Kalo gue saat melihat kaca mobil bekas dan disuruh untuk membuat inovasi dari benda tersebut, yang terlintas di kepala gue adalah membuatnya menjadi kecil agar menjadi tameng polisi untuk pasukan anti huru-hara.

Sumber di sini
Tameng Polisi
Inovasi tersebut menjadi satu-satunya yang bikin gue gak sepenuhnya membenci kendaraan beroda empat ini. Alasan gue kurang tertarik dengan mobil karena ruang gerak yang terbatas. Jika ditinjau dari kepribadian gue yang suka bergerak ke sana sini seperti kresek tertiup angin, gue gak terlalu nyaman jika berlama-lama di mobil. Bahkan 10 menit ketika gue berada di mobil pun rasanya seperti di siksa api neraka selama beratus-ratus tahun akibat perbuatan gue yang gemar nonton video porno. Padahal di dalam mobil tersebut ditawarkan fasilitas menarik seperti AC, pemutar musik, atau bahkan teman ngobrol untuk membunuh rasa bosan gue. Namun semuanya tidak berarti ketika gue gak bisa bergerak bebas di dalam mobil. Tapi kalo ada fasilitas pacar gue akan merubah hal-hal negatif gue terhadap mobil.

*ditabrak mobil*

Makanya, terkadang kalo diajak nongkrong sama teman-temang gue, gue suka nyusahin karena gue keukeh pengen naik sepeda untuk ke tempat tongkrongan tersebut. Walaupun itu lebih memakan energi dan kurang efisien jika ditinjau dari waktu tempuh, gue bisa merasakan bahwa perjalanan gue lebih banyak ceritanya ketimbang naik mobil karena fisik gue yang terhibur dengan sepedaan. Kalo ditanya lagi kenapa lebih suka naik sepeda dibanding naik mobil karena gue dapat pengalaman ruangnya. Gue bisa berinteraksi dengan ruang luar di suatu ruang (misal kasus ini daerah perkotaan). Dari sana gue dapat lebih mengenal karakter ruang tersebut secara jiwa dan raga sehingga gue terkadang bisa menemukan polanya. Pernah satu kasus di mana gue pergi ke suatu daerah di Bandung bersama teman gue. Waktu itu teman gue menggunakan mobil dan gue menggunakan sepeda. Lucunya gue sampai duluan ke tempat yang dituju dibanding teman gue yang menggunakan mobil ini karena gue menemukan jalan pintas untuk sampai ke tempat tersebut. Itu sebabnya gue lebih tertarik bersepeda dibanding naik mobil.

Namun, hal-hal negatif tersebut pun nantinya akan gue simpan di dalam lemari pikiran negatif gue. Toh pada suatu saat gue membutuhkan mobil. Misal ke luar kota untuk menghadiri meeting dengan client. Gak mungkin gue pergi ke Surabaya dari Jakarta naik sepeda. Kalo gue naik sepeda, bisa-bisa kaki gue terancam diamputasi.

Sumber Gue Sendiri
Mobil, Mobil Apa Yang Kecil?
Mobilnya Semut #krik

Comments

Popular posts from this blog

Day 23: Kesehatan Kaki di Waktu Weekend

Day 21: Modernitas Area Bermain Anak

Perjalanan 3 tahun