30 Days of Productivity: Menggambar di "Karpet Aladin"
Day 18
Menggambar di "Karpet Aladin"
Ketika gue membersihkan kamar kos gue, gue melihat setumpuk kertas tugas-tugas gue yang kalo ditumpuk secara vertikal, mungkin tingginya hampir sama dengan gue, walaupun masih lebih tinggi impian gue (asek). Gak nyangka gue bakal melewati proses perkuliahan di arsitektur dengan hasil yang cukup mencengangkan ketika melihat tumpukan-tumpukan kertas hasil kerja keras gue sendiri.
*sisiran*
Sedikit cerita masa-masa jahiliyah perkuliahan arsitektur saat gue mendapatkan tugas studio perancangan 3 di mana gue ditugaskan menggambar manual di kertas A0. Dulu gak kebayang dulu seberapa besar kertas tersebut. Apakah dia sebesar sarung buat solat atau sebesar rasa sayang lo ke kecengan lo? Gambar manual di kertas A2 aja waktu itu udah ngos-ngosan kek abis marathon. Makanya sampai sekarang gue masih terkagum sama arsitek-arsitek zaman dahulu ketika gambar rancangan mereka masih dibuat secara manual tanpa bantuan komputer. Bayangin aja ukuran kertas yang sebesar karpet ruang keluarga dan lo menggambar rancangan gambar lo di atasnya. Capek sih, tapi bakal kerasa serunya menggambar di sana, serasa naik karpet ala jin dan jun. Bahkan gue pernah tertidur di atas kertas gambar gue berukuran A0 saking capeknya. Petaka pernah menghampiri ketika iler bekas gue tidur menggenang di atas kertas tersebut. Gue kira iler tersebut adalah bagian gambar gue (waktu itu gue ngiranya kolam renang), sampai akhirnya melunturkan tinta drawing pen gambar gue. Kangen masa-masa di mana gue deket sama kecengan gue bisa menggambar di kertas sebesar itu. Untuk menggambar manual rancangan kerja site plan skala 1:100 di tapak berkontur, gue menghabiskan waktu 5 hari. Dari sana gue punya angan-angan menggambar di dinding rumah gue suatu hari nanti.
Sumber Gue Sendiri Kertas Gambar di Kosan Gue Terkadang Jadi Selimut di Kala Dingin Datang Menghampiri |
Comments
Post a Comment